Ucapan saya

Selamat datang d'blog saya,yang serba sederhana.



blog ini terbina untuk meluahkan perasaan dan mengisi waktu yang kosong. kepada penulis blog yang telah menyalin atau mencetak karya yang ada dalam blog ini,tanpa seizin saya,di harap me-delete daripada blok anda.



Terima kasih,,atas kerja samanya n perhatianya,,saya sangat menghargainya..

Jumat, 31 Desember 2010

Kurengkuh Duka Nestapamu! 8

Kata kata Rita bagai tamparan pedas di muka Djohan. Seketika itu Djohan menundukkan muka dan merasakan kepedihan hati.

"Itu yg ingin kusampaikan padamu," kata Rita sembari berdiri. Tanpa menoleh lagi Rita berjalan meninggalkan Djohan. Lelaki yg duduk di belakang meja kerja itu semakin tertunduk. Giginya gemeletuk menahan geram. Sedang kedua matanya berkaca kaca. Dipukulnya meja itu keras keras.

"Terlalu! Alangkah kejamnya hidup ini!" pekik Djohan.

Dia menjatuhkan kepala di permukaan meja. Menangis terisak isak dalam kepedihan. Seolah olah kehidupan yg diperoleh sekarang merupakan siksaan yg teramat berat. Dia harus membalas budi dengan menghancurkan kebahagiaan.

*****

Sebelum jam kantor habis, Djohan pulang. Wajahnya murung ketika meninggalkan kantor. Kereta yg dikendarai meluncur di keramaian kota. Hatinya pedih memikirkan kata kata Rita. Aku terhormat kerna budi kebaikan keluarga Burnama. Alangkah pahit balas budi ini. Harus mengorbankan kebahagiaan hanya untuk membalas budi. Sedang aku tak mencintai Rita. Cintaku telah kuberikan seluruhnya kepada Marina. Dapatkah aku menjalani hidup bersama Rita? Lalu menyembunyikan Marina di balik kenyataan? Tidak! Aku harus berani menghadapi resiko apapun. Aku tak ingin menikah lagi. Istriku tetap Marina. Hanya dialah istriku yg paling setia. Tekad Djohan begitu keras. Dia berkeras untuk tetap mempertahankan kebahagiaan yg direguknya sekarang.

Kereta Djohan terus meluncur di atas jalan raya. Sejak Djohan keluar dari kantor, sama sekali tak menduga diikuti sebuah kereta taxi. Ternyata yg ada di dalam kereta taxi itu tak lain Rita. Gadis itu memerintah sopir taxi mengikuti kemana perginya kereta Djohan. Rita memang cerdik. Dia sengaja naik taxi supaya tak menimbulkan kecurigaan Djohan. Dan bisa mengetahui tempat tujuan calon suaminya itu.

Rita merasa lega setelah mengetahui kereta Djohan memasuki sebuah rumah mewah di Pondok Indah. Dia sudah menduga Djohan mempunyai gadis simpananan. Maka sesampainya di rumah, hal itu diadukan pada kedua orang tuanya.

"Sudah jelas kuketahui keadaan Djohan sekarang!" kata Rita sambil menjatuhkan diri di kursi.

Rosmari heran melihat anak gadisnya baru saja pulang sudah uring uringan. Mukanya memperlihatkan begitu kesal. Hal itu juga mendatangkan tanda tanya bagi Burnama.

"Ada apa dengan Djohan?" tanya ibunya.

"Djohan mempunyai gadis simpanan!" jawab Rita.

"Apa?!" Burnama kaget dan melemparkan surat kabar yg tengah dibacanya. Memandang wajah Rita.

" Djohan mempunyai gadis simpanan,!" tanya ayahnya.

"Ye."

"Dari mana kau tahu?"

"Baru saja aku mengikuti Djohan."

"Tahu pasti rumah gadis simpanannya itu?"

"Ye."

"Pantas...," gumam Burnama.

"Jangan cepat menuduh Djohan, kalau belum tahu pasti buktinya," Rosmari meragui keterangan anak gadisnya.

"Tapi saya sudah menaruh curiga, ma," Rita berkeras.

"Cobalah dicek. Kau pura pura datang kerumah gadis itu. Jangan terus terang mengatakan dirimu calon istri Djohan. Kau bisa berpura pura bekas sahabatnya dulu. Nah......,cara itu bisa mengorek hubungan Djohan dengan gadis itu," ucap Burnama.

Usul yg diajukan ayahnya membuka pikiran Rita. Itu memang cara terbaik untuk bisa mengetahui keadaan Djohan yg sebenarnya. Apakah di rumah itu benar benar tempat tinggalnya. Dua kemungkinan itu menyebabkan Rita ingin segera mengeceknya. Siapa tahu Djohan memang mempunyai gadis simpanan. Atau barangkali dugaanya salah, kerna Djohan sering menginap di rumah itu, kerna ada kawan pria yg menjadi sahabat.

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar