Ucapan saya

Selamat datang d'blog saya,yang serba sederhana.



blog ini terbina untuk meluahkan perasaan dan mengisi waktu yang kosong. kepada penulis blog yang telah menyalin atau mencetak karya yang ada dalam blog ini,tanpa seizin saya,di harap me-delete daripada blok anda.



Terima kasih,,atas kerja samanya n perhatianya,,saya sangat menghargainya..

Kamis, 02 Desember 2010

Kuncup yang Bersemi

Entah,kerna apa tiba tiba aku ingin kembali mengenang masa laluku di tempat ini.
Di pantai Parang Tritis ini aku sering berjumpa dan di sini juga aku berpisah.

Aku masih ingat di mana saat saat terakhir aku bersamanya.
Pada waktu itu Rena marah marah padaku dengan kesalahan yang tak pernah kubuat.
Padahal sebenarnya Elli itu dengan sengaja berniat menghancurkan hubunganku,tapi Rena tak percaya dia lebih memilih sahabatnya daripada aku.

Aku marah kerna Rena tak menghargai kejujuranku.

"Rena,jika awak masih sayang aku,kita bisa bersatu lagi,tapi tanpa Elli sebagai sahabat awak"ujarku.

Akhirnya kami putuskan untuk ambil jalan sendiri sendiri.
Dalam kesendirianku ternyata benar Elli sering menemuiku,dia menawarkan diri ingin mengisi kekosongan hatiku.
Tapi dengan tegas aku menolaknya.

"Ma'af El aku tak bisa melupakan Rena secepat itu"ujarku.

Tapi dari penolakan aku,Elly sering mengikuti kemana saja aku pergi.
Aku hanya bisa berharap semoga Rena tahu yang sebenarnya.

Hari berganti bulan,bulan berganti tahun,tapi yang kutunggu tak membawa hasil.
Mungkin Elli benar kalau Rena tak pernah mencintaiku.

Tiba tiba aku melihat seorang gadis yang duduk termenung di atas batu.

"Rena"
sapaku ragu ragu

diapun tersadar dari lamunanya.

"Gun,"
ujarnya bersuara memanggil namaku

"kenapa awak disini"
ujarku basa basi

"entah kenapa aku rindu tempat ini"
ucap Rena Lirih

"awak rindu tempatnya saja kan dan tak pernah merindukan aku"
ucapku menggoda

"Gun,aku sangat merasa berdosa pada awak,ma'afkan aku,"
ucap Rena tanpa berani menatapku.

Lalu kuangkat dagunya,kulihat ada butiran butiran kristal yang jatuh dari matanya.

"Rena tataplah aku,adakah kebohongan di sana"
ujarku penuh kepastian.

Dia lalu menangis dalam pelukanku.

"ternyata awak benar Gun,"isaknya.

"syuuh berhentilah menangis,aku sangat bersyukur awak sudah tahu kebenaranya"ucapku menyapukan air matanya.

"Gun,aku tak menyangka Elly sanggup buat hubungan kita hancur,Elly sudah aku anggab seperti saudaraku sendiri,tapi dia sanggup fitnah awak,kalau awak tak pernah mencintaiku dan hanya mempermainkan aku,,secepat itu juga aku percaya,aku emang bodoh Gun"ucap Rena penuh penyesalan..

"Rena,yang lalu biarlah berlalu,tak payah lagi di kenang,itu akan membuat perasaan kita sakit"ujarku.

"Gun,masih adakah peluang kedua untukku?menebus semua kesalahanku"ucap Rena dengan penuh pengharapan.

Aku menghembuskan nafas.

"Rena,sepertinya aku tak bisa.."
belum habis aku bicara Rena sudah memotong ucapanku

"cukup Gun,tak perlu awak teruskan,aku sudah faham dengan jawaban awak,aku emang tak pantas buat awak,aku bukan orang yg bisa mengobati luka awak,terima kasih awak pernah membuat hari hariku bermakna"ucap Rena dengan air mata yang mengalir semakin deras.

Setelah itu Rena berlalu dari hadapanku.
Belum sempat Rena menjauh dari penglihatanku.aku berteriak.

"Rena,sebenarnya aku tak bisa menolak awak"

Rena langsung menghentikan langkahnya dan berpaling memandangku.Dia berdiri kaku.
Aku menghampiri Rena dan menggenggam tanganya.

"sumpah mati aku tak kelain hati dan sampai mati aku tak pernah kelain hati"ujarku sambil menatap matanya seolah olah langsung menusuk jantungnya.

"Apa benar semua ini Gun"tanya Rena masih ragu.

Aku menganggukkan kepala.Aku tak perlu menjawab pertanyaan dia,dia cukup mengerti dengan anggukan kepalaku.

Rena langsung memelukku.

"Terima kasih Tuhan,Kau telah mengembalikan pujaan hatiku kepangkuanku,"ucap Rena..

**tamat**

ekekekeke cite ringan saja,.he

Tidak ada komentar:

Posting Komentar