Ucapan saya

Selamat datang d'blog saya,yang serba sederhana.



blog ini terbina untuk meluahkan perasaan dan mengisi waktu yang kosong. kepada penulis blog yang telah menyalin atau mencetak karya yang ada dalam blog ini,tanpa seizin saya,di harap me-delete daripada blok anda.



Terima kasih,,atas kerja samanya n perhatianya,,saya sangat menghargainya..

Senin, 03 Januari 2011

PELITA CINTA! 1

Malam itu, Ronald datang ke rumah Ersa dengan wajah kusut, sepertinya, dia sedang menanggung beban berat.

"Ada masalah?" tanya Ersa penuh perhatian.

Ronald menunjukkan wajah sendu dan memelas.

"Lusa registrasi, Er, tapi uang yg dikirim papa seminggu yg lalu sudah habis."

"Habis? Dipakai apa?"

"Bayar hutang."

"Bayar hutang? Berapa juta, Ron? Terus hutang apa?"

"Kamu kan tahu masa lalu saya, saya suka minum, suka pakai obat, kerna itu hutang saya banyak, sebagian baru saya bayar minggu lalu. Kalau saya tak bayar, nyawa saya taruhannya, kamu kan tahu dunia saya keras, apalagi anak anak yg dulu dekat saya."

Ersa mengerti ke mana arah bicara Ronald, Ronald pasti tak hanya ingin cerita, tapi pasti mau minta bantuan Ersa berupa uang, tapi Ersa tak bisa, apalagi uang untuk membantu Ronald, untuk ia kirimkan ke rumah saja kurang. Saat krisis begini, pengeluaran menjadi dua kali lipat, sedang penghasilan tak bertambah. Apalagi Ersa cuma kasir di sebuah Departemen Store.

"Kamu punya tabungan?" tanya Ronald memohon.

Ersa menggeleng pelan, dia merasa iba, tapi tak bisa berbuat apa apa.

"Tolong bantu saya Er, please...," pintanya memohon.

"Macam mana caranya, Ron? Kamu kan tahu kerjaan saya cuma..."

"Kamu bisa balik ke kerjaan yg dulu."

"Apa?!" Ersa tersentak. Tak pernah ia duga Ronald akan tega bicara seperti itu.
"Kamu... Kamu mau saya jadi wanita penghibur lagi?!" tukasnya kecewa.

Ersa memang punya masa lalu yg hitam, untuk menyambung hidupnya dan membantu sekolah adiknya, dia pernah terjerumus ke lembah hitam Kerna ajakan Sinta. Bahkan di sebuah diskotik saat mencari mangsa ia bertemu dengan Ronald. Tapi itu tak bertahan lama, setahun pun tidak ia menggeluti dunia hitam itu kerna pada dasarnya ia sangat tak suka. Apalagi, ia merasa benar benar jatuh cinta pada Ronald dan ingin dirinya hanya menjadi milik Ronald. Tapi apa kata Ronald tadi? Dia minta Ersa kembali lagi?

"Mau, kan?" suara Ronald masih memaksa.

"Kamu tega Ron, saya sudah berusaha menjadi wanita yg baik, tapi kenapa kamu ingin menjerumuskan saya kembali? Apa kamu tak cinta saya Ron? Apa kamu..."

"Saya cinta kamu, tapi saya tak bisa berhenti kuliah hanya kerna tak ada uang untuk registrasi."

"Kamu bisa cuti."

"Saya tak mau kuliah saya tertunda, apalagi ini semester terakhir."

"Tapi mana mungkin untuk itu kamu harus korbankan saya."

"Terpaksa, Er, saya tak punya jalan lain, dan saya juga tak bisa minta bantuan pada siapa pun. Hanya kamu harapan saya satu satunya, tak ada yg lain. Saya juga tak mungkin minta uang lagi pada orang tua saya, mereka tak akan mengerti. Siapa pun tak akan mengerti, yg mengerti aku cuma kamu."

Tapi Ersa tetap kecewa dan sakit hati. Sedikit pun ia tak ingin kembali ke masa lalunya yg kelam itu. Benar benar tak ingin.

"Cuma kamu yg mengerti aku," Ronald bangkit dari tempat duduknya, lalu menghampiri Ersa. Dia bersimpuh di kaki Ersa, dan memagangi jemari Ersa.
"Please, Er, tolong aku, hanya kamu harapan saya, tak ada yg lain."

"Tapi jangan suruh saya melakukan itu."

"Ini untuk masa depan kita, kalau saya sudah selesai kuliah nanti dan kerja, uangnya juga untuk kamu dan aku, untuk kita."

" Tapi jangan suruh saya melakukan itu, kita bisa cari jalan lain."

"Jalan apa? Udah buntu, Er, dan waktunya hanya tinggal lima hari. Kamu hubungi teman kamu yg dulu, atau langganan kamu. Terus...."

"Tak, saya tak mau, Ron," geleng Ersa.

"Meski untuk saya?"

"Kamu boleh minta apa saja padaku, tapi jangan yg satu itu, Ron. Hidup saya sudah berlumuran dosa, saya tak ingin menambahnya lagi."

"Justru itu, jika kamu gadis yg baik, alim, polos dan masih bersih, saya juga tak akan memintamu seperti ini, tapi kamu kan...,"

" kotor?" sela Ersa tersinggung dan sakit hati.

"Saya tak cakap macam itu, tapi yg pasti, kamu sudah berpengalaman dan bukan perawan suci. Jadi tolong saya, berkorbanlah untuk saya, untuk cinta kita. Lagipula ini tak terlalu berat untuk kamu kerna ini bukan dunia baru untukmu."

"Tidak," Ersa bersikeras, "Saya tak akan tolong kamu jika itu yg kamu minta."

"Kamu tak ingin menunjukkan cinta kamu?"

"Kamu tak adil, Ron! Kamu menuntut cinta saya, sedang kamu sendiri tak menunjukkan cinta kamu, kamu sanggup mendorong saya ke lembah hitam! Itukah yg namanya cinta,?! Kalau kamu mencintaiku, kamu akan menjaga saya, kamu akan memperhatikan kehormatan saya, bukan menjeremuskan saya!" teriak Ersa berang.

Ronald bangkit dengan marah, lalu berkacak pinggang di hadapan Ersa.

"Kalau kamu tak mau tolong saya, cakap saja tak mau, tak usah pakai teriak teriak segala! Dan tak perlu mencari cari alasan! Saya juga tak maksa!" Ronald berbalik, lalu pergi.

Ersa terdiam, tapi terus terang ia sangat takut kehilangan lelaki itu, ia sangat mencintainya. Teramat sangat.

Begitu tubuh Ronald menghilang dari pandanganya, terasa ada yg terenggut dari hati Ersa. Dia merasa hatinya kosong, hampa dan bingung. Dan ia tumpahkan perasaan hatinya dengan menangis. Dadanya sakit dan sesak.

*******

Sssssstt!!! Sem0ga kalian suka:-

5 komentar:

  1. baru membacanya.... bagus garapannya sis.. teruskan ya... =]

    p/s: harap Ersa tidak tunduk kepada cintanya pada Ronald!

    BalasHapus
  2. Thank'zZ kak Nera sudi baca cite ema yg x seberapa ne:-)

    ema masih bnyk perlu belajar,terutama dari kak Nera:)

    kita lihat je nanti kak, apakah Ersa tunduk or x dgn cinta Ronald;)

    BalasHapus
  3. salam. baru nak jengah blog ni =))

    BalasHapus
  4. Salam kak angel:-)

    thank'zZ kak, dah sudi melawat blog saya yg tak seberapa ne:-)

    BalasHapus
  5. br nak singgah. tak sempat nak baca n habiskan semua cerita hehe. apapun, wish you a gudluck. teruskan berkarya =))

    BalasHapus