Ucapan saya

Selamat datang d'blog saya,yang serba sederhana.



blog ini terbina untuk meluahkan perasaan dan mengisi waktu yang kosong. kepada penulis blog yang telah menyalin atau mencetak karya yang ada dalam blog ini,tanpa seizin saya,di harap me-delete daripada blok anda.



Terima kasih,,atas kerja samanya n perhatianya,,saya sangat menghargainya..

Senin, 03 Januari 2011

Kurengkuh Duka Nestapamu! 15

Djohan semakin terkurung dalam pengawasan Rita. Gerak geriknya senantiasa dibatasi oleh wanita yg dikutuknya itu. Sebab sekarang Rita ikut mengelola jalannya perusahaan. Dia duduk satu ruangan dengan Djohan. Sudah tentu Djohan tak sebebas dulu lagi. Kemana pun Rita tak nak ketinggalan. Bila Djohan sedang mencari cari alasan untuk menjenguk Marina, selalu saja gagal. Setiap dia keluar, Rita selalu ikut.

Waktu sudah berlalu satu bulan lamanya. Sejak saat itu Djohan tak pernah menjenguk Marina. Apa yg telah terjadi selama ini pada diri Marina, terus menerus menghantui pikiran Djohan.

Djohan terus berusaha mencari peluang untuk bisa menjenguk Marina. Rasa rindu di dalam dadanya sudah tak dapat di bendung lagi. Pada suatu tengah malam, Djohan perlahan lahan meninggalkan Rita yg sedang tidur nyenyak. Dengan dibantu penjaga malam kereta dapat dikeluarkan dari garaj tanpa membangunkan tidur istrinya.

Djohan melarikan kereta agar lekas sampai. Rasa rindu di dalam dada sudah tak dapat dibendung lagi.
Sesampainya di depan rumah Marina, tergesa gesa Djohan mengetuk pintu rumah. Ketika pintu rumah terbuka dan sesosok tubuh ramping berdiri di depannya, Djohan langsung memeluk wanita itu. Mendekapnya erat erat sambil membendung jatuhnya air mata.

"Marina..." panggil Djohan serak.

"Abang..." desah Marina.

Mereka saling bertatapan dengan mata berkaca kaca. Namun Marina tak kuasa membendung tangisnya. Meledaklah tangis wanita itu dalam pelukan suaminya. Djohan segera membimbingnya masuk ke bilik. Di atas tempat tidur mereka berpelukan erat erat. Serasa tak ingin terpisahkan.

"Abang kejam membiarkan Rina kesepian..." ratap Marina.

"Abang tahu.., Abang tahu perasaanmu, sayang."

"Rina rindu sekali pada abang..."

"Lebih lebih abang, Marina. Sayang Segala galanya bagi abang."

Djohan langsung mendaratkan ciumannya ke bibir Marina. Bagi Djohan detik detik yg berlalu sangat berarti. Dia ingin melepaskan rasa rindunya yg selama ini menumpuk di dalam dada. Melampiaskan dengan bentuk kasih sayang yg melelapkan dirasakan Marina. Sebulan lebih merek tak saling bertemu.

*****

kerisauan mulai timbul di hati Djohan manakala mendengar suara ayam berkokok. Dia harus cepat pulang agar Rita tak mengetahui kepergiannya. Disambarnya pakaian yg berserakan di atas tempat tidur.

"Nak ke mana, bang?" tanya Marina dengan wajah sayu.

"Abang harus pulang sekarang."

Marina termangu memandang suaminya.

"Di pagi buta begini?"

"Ya. Kalau sampai Rita tahu abang kesini bisa kacau," gumam Djohan.

"Tapi rindu Rina belum tuntas, bang. Tegakah abang padaku?" keluh Marina sedih. Kedua matanya mulai berkaca kaca.

Djohan tak sampai hati melihat istrinya menangis. Dipeluknya Marina sambil membelai rambut rambut yg jatuh di kening wanita itu.

"Marina, abang harap Rina tabah dan tetap setia pada abang. Abang tak mungkin tega membiarkan Rina dalam kesepian dan kepedihan. Semua ini kerna keadaan yg harus kita pikul berdua. Rina tak menghendaki kebahagiaan kita hancur bukan?"

Tangis Marina semakin pilu. Diremas remasnya kemeja Djohan dengan hati pedih dan hancur.

"Tapi hati kecil Rina merintih dalam kesepian, bang. Hari hari Rina lalui tanpa kasih sayang abang terasa tak berarti. Rina seperti kehilangan gairah untuk lebih lama hidup di dunia ini," kata Marina di sela sela isak tangisnya.

"Jangan...jangan Rina berkata begitu, Marina. Rina tetap segala galanya bagi abang. Abang tak ingin melihat Rina kehilangan gairah hidup. Tetaplah pada kesetiaan Rina. Suatu ketika abang akan kembali pada Rina." ujar Djohan sambil mendekap istrinya erat erat.

"Mungkinkah itu, bang?" suara Marina.

"Bersabarlah, sayang."

Djohan menghapus air mata yg membasahi pipi Marina. Lembut dan penuh cinta kasih dikecupnya kening Marina.

"Abang pulang, sayang..." Dengan berat hati Djohan berpamitan.

Marina hanya dapat memandang wajah suaminya dalam dalam. Pelukannya semakin mengendor. Terasa begitu berat hati Marina melepaskan suaminya pergi. Tapi demi cintanya yg suci direlakannya Djohan berlalu. Marina melepaskan kepergian suaminya dengan hati tersayat sayat. Lambaian tangan Djohan hanya dibalas dengan cucuran air mata. Sambil memandang kereta yg dikemudikan Djohan berlalu, Marina menggigit bibirnya kuat kuat. Berusaha menahan gejolak perasaannya yg hancur.

Setelah kereta itu menghilang dari pandangannya, berlarilah dia ke dalam bilik. Di atas tempat tidur menjatuhkan dirinya dan menangis sejadi jadinya. Kedua telapak tangannya meremas remas spray dan mencampakkan ke lantai. Marina tak tahan menghadapi keadaan seperti ini. Dunia terlampau kejam baginya.

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar