Malam itu juga, setelah puas menangis dan berpikir, akhirnya Ersa memutuskan untuk datang pada Ronald. Dia benar benar tak sanggup kehilangan lelaki itu. Lagi pula kasihan, Ronald pasti sangat memerlukan uang itu, apalagi dari ceritanya saja, Ersa sempat mendengar kalau Ronald bukan anak orang kaya, tapi berasal dari keluarga yg biasa biasa saja, sedang dia kuliah di perguruan tinggi swasta.
Ersa mengetuk pintu bilik Ronald dengan ragu, ia berdebar, takut Ronald menyambutnya dingin lalu mengusirnya. Dan dia semakin berdebar ketika pintu itu terbuka.
"Kamu, ada apa?" sapa Ronald sinis.
"Boleh saya masuk?"
"Buat apa? Mau bantuin saya beres beres?"
"Beres beres?"
"Saya mau pulang besok, saya rasa saya mau berhenti saja, kalau cuti juga tak mungkin, orang tua saya tak akan mau mengerti. Jadi sebaiknya saya berhenti saja dan pulang, mungkin mau kerja."
"Sayangkan, Ron, sudah banyak waktu yg kamu lewati, sudah banyak uang yg kamu keluarkan, juga tenaga dan pikiran kamu. Masa kamu korbankan semua itu hanya untuk waktu yg hanya satu semester lagi, dan uang yg tak begitu banyak."
"Tak begitu banyak? Bagi kamu mungkin, tapi bagiku dan keluargaku yg pas-pasan, susah nyari uang segitu. Dan kamu yg pintar nyari duit, tak mau bantu."
"Saya mau bantu kamu, untuk itu saya datang."
Ronald memandang Ersa tak percaya.
"Sungguh?"
Ersa mengangguk, " Demi kamu, Ron, saya akan lakukan apa saja, asal saya tak kehilangan kamu."
Ronald menghampiri Ersa.
"Kamu baik sekali, saya semakin cinta kamu." lalu diraihnya tubuh Ersa, dan dibawanya ke dalam pelukannya.
"Jangan tinggalkan saya, Ron, saya tak bisa hidup tanpa kamu. Saya sangat memerlukan kamu."
"Kita saling memerlukan, dan kita tak akan pernah saling meninggalkan, kita akan bersama selamanya."
"Janji ya, Ron."
"Ya, saya janji," dan dia memeluk gadis itu kian erat.
Sebenarnya, menghadapi Ronald yg seperti ini, yg tega membiarkannya menjual diri untuk uang, Ersa ragu akan ketulusannya. Mana mungkin tak ada cemburu dalam cinta. Mana mungkin Ersa percaya pada cinta Ronald jika Ronald membiarkannya berciuman, berpelukan bahkan tidur dengan lelaki lain hanya untuk uang. Tapi mungkin Ronald perlu sangat, hingga nekat menyuruh Ersa melakukan kebejatan itu. Soalnya dulu, bahkan Ronald yg meminta Ersa keluar dari dunia hitam itu.
Ersa memang tak terjun Profesional sebagai wanita penghibur, dia hanya duduk di club atau tempat tempat hiburan lain untuk menunggu siapa saja yg membookingnya. Itu pun tak berlangsung lama. Kerna setelah kenal Ronald, Ronald memintanya keluar, dan dia juga yg membantu Ersa mencari pekerjaan seperti sekarang ini. Hasilnya memang tak sebesar saat ia masih melayani lelaki hidung belang itu, tapi cukup memuaskan kerna halal dan mampu membuat hidup Ersa apa adanya. Kerna itu, ketika Ronald memintanya kembali ke sana, Ersa sangat terkejut dan kecewa. Namun akhirnya ia berpikir, Ronald pasti terpaksa melakukannya kerna dia sangat perlukan uang.
Ah, tak apa apa, sekali kali kan perlu juga berkorban untuk Ronald. Kata orang, cinta memang perlu pengorbanan, pikir Ersa akhirnya. Dan dia pasrah pada kemauan Ronald.
"Saya sebenarnya sangat beruntung mendapatkanmu. Kamu bukan saja cantik tapi baik hati, cuma sayang, selama ini saya hanya menyusahkanmu," ucap Ronald lembut.
"Sudahlah, Ron, saya ikhlas, saya tak merasa disusahkan."
Ronald memeluk Ersa kian erat, lalu dia mengecup lembut bibir Ersa. Dia mengecupnya dengan penuh perasaan dan kasih sayang.
"Saya cinta kamu, Ron," desah Ersa di sela ciuman Ronald. "Saya perlukan kamu..."
"Saya juga, sayang, saya menginginkanmu, Er, saya ingin kamu tidur dengan saya sebelum kamu melayani lelaki hidung belang itu," dia lalu membopong tubuh Ersa dan membawanya ke tempat tidur.
Ersa pasrah, dia menyerahkan seluruh cinta dan tubuhnya untuk Ronald. Ersa benar benar telah diperbudak oleh perasaan cintanya. Padahal andai saja dia mau berpikir, kalau dia sebenarnya tak mendapatkan apa apa dari Ronald. Bagi Ronald, dia hanya pemuas gairahnya saja.
*****
Ersa harus melayani lelaki gendut yg menjijikkan demi mendapat uang. Demi mengurangi rasa jijik, dia membayangkan wajah Ronald dan tubuh atletisnya.
Ah, Ronald, entah bagaimana awalnya, Ersa begitu mencintai lelaki itu, sama besarnya dengan cintanya pada Rendy dulu, cinta pertamanya, yg merenggut kegadisannya. Andai bukan oleh maut, sampai saat ini mereka masih bersama. Kelas satu SMA, Ersa kenal Rendy dan kenal cinta, dan masih kelas satu juga Rendy sudah mengambil miliknya yg paling berharga. Dan Ersa sempat menangis waktu itu, tapi kemudian tak ada lagi sesal, sampai Rendy mendapat kecelakaan tak lama setelah itu.
Trisa cakap, itu kutukan, hukuman dari Tuhan kerna mereka telah melanggar larangan-Nya. Kerna mereka telah menodai cinta mereka.
"Itu kan dosa besar, seharusnya kalian jangan melakukannya sebelum menikah," ucap Trisa. Tapi terlambat Trisa menasehati, semuanya telah terjadi. Sekarang, Ersa sudah terjerumus sangat dalam.
****
mf ye x best
Aku bukan permata penghias mahkota,aku hanya serpihan kaca yang terbuang,aku bukan pujangga yang kau puja,aku hanya penulis murahan,yang terbiar di tepi jalan,karyaku hanya inspirasi picisan,jangankan hendak menulis 10 judul dalam 1 jam,satU bAitpun aku haBiskan berbulan bulan,aku tidak memiliki kepandaian menulis,aku cuma ada keinginan.
Ucapan saya
Selamat datang d'blog saya,yang serba sederhana.
blog ini terbina untuk meluahkan perasaan dan mengisi waktu yang kosong. kepada penulis blog yang telah menyalin atau mencetak karya yang ada dalam blog ini,tanpa seizin saya,di harap me-delete daripada blok anda.
Terima kasih,,atas kerja samanya n perhatianya,,saya sangat menghargainya..
blog ini terbina untuk meluahkan perasaan dan mengisi waktu yang kosong. kepada penulis blog yang telah menyalin atau mencetak karya yang ada dalam blog ini,tanpa seizin saya,di harap me-delete daripada blok anda.
Terima kasih,,atas kerja samanya n perhatianya,,saya sangat menghargainya..
Selasa, 04 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar