Ucapan saya

Selamat datang d'blog saya,yang serba sederhana.



blog ini terbina untuk meluahkan perasaan dan mengisi waktu yang kosong. kepada penulis blog yang telah menyalin atau mencetak karya yang ada dalam blog ini,tanpa seizin saya,di harap me-delete daripada blok anda.



Terima kasih,,atas kerja samanya n perhatianya,,saya sangat menghargainya..

Rabu, 19 Januari 2011

Cerpen: KAU YANG TELAH PERGI

Suasana kampus hening tak biasanya, kalau waktu belajar selalu saja ribut, Arman duduk di bangku dengan tenang, di ambilnya amplop warna putih di dalam begnya, surat dari Elis buat Arman.
Arman membacanya.

~Arman aku ingin jumpa kamu nanti sore, temui aku di rumah ya!!~ dari Elis.

Arman menghembuskan nafasnya panjang.

"Kenapa Man?" tanya Budi mendekati Arman.

"Tak apa, cuma lagi bingung sama perempuan yang tulis surat ini." ucap Arman sambil menyerahkan surat Elis kepada Budi.

"Sudah, kamu temui saja, kasian Elis menunggu kamu!" bujuk Budi sama Arman.

" ya, tapi aku kan cuma kenal Elis lewat telp0n saja." jawab Arman.

"Memangnya kalian kenalan sudah berapa lama?" tanya Budi lagi.

"Sudah 2 bulan, tapi aku takut ketemu sama dia, apakah dia itu cantik atau badannya gemuk, wajahnya penuh dengan jerawat." kata arman.

"Arman kamu terlalu jauh berpikir, belum tentu dia itu buruk rupa." jawab Budi sambil berjalan pergi meninggalkan Arman yang duduk.

---------------

"Lis dia sudah datang!" tanya Sinta.

"Belum, sepertinya dia tak akan datang." jawab Elis sambil mengambil minuman yang di bawakan Sinta.

"Kalau seandainya dia tak datang sore ini, macam mana Lis?" tanya Sinta.

"Besok aku akan menemui Arman di kampusnya." jawab Elis.

"Jadi kamu betul betul mau menemuinya?" tanya Sinta lagi.

"Ya." jawab Elis.

"Lis apakah Arman itu lelaki yang dingin sama perempuan?" Tanya Sinta serius.

"Tak tahu, Besok aku ingin membuktikannya." jawab Elis.

---------------

ke esok harinya, Elis dan Sinta menemui Arman di kampusnya, mereka menunggu Arman di luar, Sinta dan Elis memandang Lelaki yang setiap kali lewat, pandangan Sinta tertuju pada lelaki yang menuju mereka.

"Lis, apakah itu Arman?" tanya Sinta.

"Sepertinya dia bukan Arman." jawab Elis.

Lelaki itu menghampiri Elis dan Sinta.

"Namaku Budi, teman Arman, Arman katanya tak bisa di ganggu, lagi busy." ucap Budi kepada mereka.

"Tak apa." jawab Elis kecewa dengan suara lemah.

"Apakah ada yang ingin di pesankan sama Arman?" tanya Budi.

"Tak ada," jawab Elis.

"Sinta kita pulang." ajak Elis.

---------------

dua hari setelah peristiwa Elis datang ke kampus Arman, Sinta datang menemui Arman.

"Arman keluar kau" teriak Sinta.

Arman keluar menemui Sinta.

"Ada apa cari saya?" tanya Arman.

Plak!!! Sinta menampar Arman.

"Kalau sampai terjadi sesuatu dengan Elis, itu semua gara gara kamu, Elis mencoba bunuh diri minum obat tidur terlalu banyak, dia tak percaya lagi sama lelaki, Elis operdosis sekarang dia di rumah sakit, keadaannya sangat kritis, sukar untuk tertolong." Ucap Sinta sedih.

Arman hanya diam sambil memegang pipinya yang merah bekas terkena tamparan Sinta.
Sinta pergi meninggalkan Arman setelah memberi tahu keadaan Elis. Arman mengejar Sinta.

"Tunggu, aku ikut kamu ke rumah sakit." Ucap Arman.

Sinta tersenyum dan mengangguk.

Sesampainya di rumah sakit, semuanya telah terlambat, Elis pergi selama lamanya. Arman mendekati tubuh Elis yang terbaring kaku. Arman memandang wajah Elis sedikitpun bibir Elis tak tersenyum.

"Lis, ma'afkan aku, aku tak pernah mengerti perasaan dirimu selama ini, kini kau yang telah pergi, aku do'akan semoga kau tenang di sana dan semoga mimpi indah dalam tidur panjangmu." ucap Arman sambil menghapus air matanya.

"Sudahlah Arman, kita relakan saja kepergian dirinya, semoga dia di terima di sisiNYA." ucap Sinta.

"Ma'afkan aku, aku salah andai saja waktu bisa di ulang kembali, aku tak akan biarkan semua ini terjadi ." sesal Arman.

"Lupakan semua itu, semua telah berlalu." jawab Sinta.

SeLeSaI.....

Hargailah dia ketika ada,.
Jangan sesali apa yang sudah pergi.,
dan jangan pula menangisi apa yang sudah tiada.,
tapi bangkitlah dan bina apa yang sudah hilang dan pergi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar