Ucapan saya

Selamat datang d'blog saya,yang serba sederhana.



blog ini terbina untuk meluahkan perasaan dan mengisi waktu yang kosong. kepada penulis blog yang telah menyalin atau mencetak karya yang ada dalam blog ini,tanpa seizin saya,di harap me-delete daripada blok anda.



Terima kasih,,atas kerja samanya n perhatianya,,saya sangat menghargainya..

Sabtu, 01 Januari 2011

Kurengkuh Duka Nestapamu! 12

Setelah Rita pergi dari rumah Marina. Djohan masih memeluk istrinya yg menangis dipelukannya.

"Marina...kau tetap mencintai aku, bukan?" tanya Djohan.

"Abaaaang!" pekik Marina tertahan. Dipeluknya Djohan erat erat sambil menangis pilu. Ingin melampiaskan rasa pedih di hatinya dengan isak tangis yg berkepanjangan.

"Aku tak ingin berpisah denganmu, sayang," Djohan tak kuasa membendung air matanya. Setitik air bening jatuh di pipinya.

"Apakah kebahagiaan kita akan segera hancur, bang?"

"Tak! Kita akan tetap mempertahankannya. Kita akan tetap bersama selalu walaupun badai akan menyerang. Aku sangat mencintaimu, Marina. Aku tak ingin berpisah denganmu," kata Djohan sedih sekali.

"Tapi, abang tak bisa menolak perkawinan itu. Abang akan segera menikah dengan Rita dan meninggalkan aku," ratap Marina memilukan.

"Jangan katakan itu, Marina. Hatiku pedih sekali."

"Tapi demi cintaku, aku merelakan abang menikah dengan Rita. Abang harus membalas kebaikan budi mereka."

"Marina...cukup sayang. Cukup. Jangan buat hatiku semakin pedih," pinta Djohan dengan air mata bercucuran.

"Tapi hal itu harus abang jalani. Demi masa depan abang. Keadaan akan menyusahkan abang, kerna abang telah memakai uang perusahaan. Mereka bisa menjebloskan abang ke dalam penjara," kata Marina sedih.

Sepasang suami istri yg dilanda kesedihan ini saling berpelukan erat erat. Menangis pilu bersama sama. Menangisi kebahagiaan yg sudah mendekati kehancuran. Mereka bagaikan insan yg sudah tak mempunyai kekuatan lagi.

*****

Marina telah kehilangan gairah hidup lagi. Tak ada gairah mengurus pekerjaan rumah tangga. Tak gairah menyirami taman. Tak ada gairah merias diri. Pekerjaan setiap hari hanya duduk termenung dengan berlinangan air mata.

Yg dirasakan kini hanya kepedihan hati dan kesepian yg selalu mengikuti setiap saat. Djohan sudah lima hari tak kembali. Malam malam yg dilalui Marina hanya menangis di atas tempat tidur. Menangisi nasibnya yg malang. Kebahagiaan yg tercipta telah musnah direnggut balas budi.

Marina tak menduga kalau akhirnya impiannya terbalut empedu. Tak menduga kalau Djohan menempuh jalan hidupnya penuh liku liku tak seindah warna aslinya. Sekarang Marina baru tahu jika Djohan bukan putra keluarga Burnama yg kaya raya itu. Dia tak lebih dari benalu yg tumbuh subur di dalam keluarga Burnama. Mendapat tempat yg istimewa kerna bisa di harapkan menjadi anak menantu. Mengakhiri masa remaja anak gadisnya yg sudah menjadi perawan tua.

Hancurlah segala harapan bahagia. Yg ada hanya kepalsuan. Djohan menjual dirinya hanya untuk membalas budi. Tapi Marina tak kuasa melakukan apapun, selain meratap dalam kepedihan. Kehidupan yg disuguhkan Djohan kini telah berubah menjadi empedu. Hampir membuat Marina gila sebelum kehancuran itu terjadi. Merasakan kehidupan ini terlampau kejam.

Mata itu begitu sendu. Air yg bening selalu membasahi pipi. Kepedihan senantiasa membilas bilas hatinya. Hidup tanpa gairah, matipun enggan. Itulah yg dialami Marina sejak Djohan tak pernah kembali. Baginya hanya ada satu tempat mengadu. Hanya Nina. Ya, hanya Nina tempat satu satunya untuk mengadu. Dalam keadaan apapun. Marina tak ingin menceritakan segala kepahitannya kepada orang tuanya. Dia merasa tak ingin membebankan penderitaan itu. Kerna segala sesuatunya Marina lebih baik menanggungnya sendiri.

*****

Apa ekk pendapat kawan kawan semua tentang cite saya??

1.membosankan.

2.biasa saje.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar