Semakin tak bergairah hidup Marina. Semakin parah sakit hatinya. Semakin kurus tubuh Marina kerna terlampau banyak memikirkan jalan hidupnya. Hidup yg terombang ambing dalam tidak kepastian. Dua tahun Marina hidup dalam kesepian sejak Djohan menikah lagi. Namun sebagai seorang istri yg baik Marina tak ingin melanggar kesetiaan. Tetap bertahan mengarungi kesepian dan penderitaan batin.
Dalam melintasi waktu yg silih berganti tak luput dari godaan lelaki. Hal ini memang tak mengherankan lagi. Marina mempunyai daya pikat yg mudah menjatuhkan hati setiap lelaki di samping wajahnya yg cantik. Hingga suatu sore ketika Marina pulang kantor seorang pemuda menunggu di dalam kereta. Marina yg siap membuka pintu kereta antar jemput itu jadi terkejut sebab yg duduk di belakang stir itu bukan sopir biasanya. Namun pemuda yg duduk di belakang stir itu buru buru melempar senyum pada Marina.
"Naiklah. Sopir yg biasanya mengantar tak masuk." ucap pemuda itu.
Marina agak ragu ragu membuka pintu kereta. Pemuda itu bertindak cepat membukakan pintu itu dan mempersilahkan Marina segera duduk. Perasaan ragu ragu masih bercokol di dada Marina ketika duduk di dalam kereta. Pemuda itu melirik Marina sekejap sambil memutar kunci kontak. Kereta berderum dan bergerak meluncur meninggalkan asap dan debu yg berterbangan.
"Di mana alamat rumahmu?" tanya pemuda itu.
"Pondok Indah," jawab Marina singkat.
"Jauh juga ya?" gumam pemuda itu.
"Anda sopir baru?" tanya Marina sambil memandang pemuda yg duduk di belang stir.
Tampan juga, kata hati Marina.
"Tidak."
"Lantas..,"
"Aku putra pak Rahman."
Marina terkejut sembari menutupi mulut dengan telapak tangannya. Pemuda itu adalah putra direktur perusahaan di mana Marina bekerja. Agak kaku juga Marina menghadapi pemuda yg duduk di belakang stir itu.
"Anda tak pantas mengantarkan saya,.." gumam Marina.
"Anggaplah wajar saja, aku teman baik Redo."
"Oooo..." suara Marina terasa merdu di telinga pemuda itu.
"Anda, sudah lama kenal Redo?"
"Panggil saja namaku Hadi, aku kenal Redo sejak tiga tahun yg lalu. Sebab ayah Redo joint usaha dengan ayahku."
"Masih kuliah?"
"Tak. Sudah bekerja di instansi pemerintah."
Rambu lalu lintas menyala merah. Kereta berhenti. Hadi memandang Marina sambil tersenyum.
"Aku sering mendengar cerita tentang dirimu dari Redo." ucap Hadi.
Marina tersentak dan memandang Hadi dengan pancaran mata resah.
"Banyak yg diceritakan tentang diriku?"
"Yaaah. Wanita cantik yg masih berusia muda harus mengalami siksaan batin dan kesepian."
"Jangan bicara begitu,. " ucap Marina.
"Seharusnya kau hidup penuh kebahagiaan."
Rambu lalu lintas menyala hijau. Kereta bergerak meluncur di jalan raya.
"Boleh aku berkunjung ke rumahmu?" tanya Hadi.
"Pintu rumahku selalu terbuka untuk siapapun yg mempunyai maksud baik," ujar Marina.
"Aku tak bermaksud jahat."
Marina tersenyum manis. Kereta telah memasukh daerah pondok indah. Di sebuah rumah gedung mewah Marina menyuruh Hadi menghentikan keretanya.
"Terima kasih, Hadi. Tak singgah dulu?"
"Lain kali saja."
Hadi melambaikan tangan sambil meluncurkan kereta. Setelah kereta Hadi lenyap di belokan jalan, Marina melangkah masuk ke dalam rumah.
*****
setiap pulang kantor Hadi sudah menunggu Marina di dalam kereta. Marina merasa terlalu di istimewakan oleh Hadi. Dia merasa kurang enak dengan pegawai lainnya. Tapi Marina tak dapat menolak permintaan Hadi untuk mengantarnya pulang. Keakraban di antara mereka semakin nampak.
Bagi Marina hal itu merupakan kegembiraan hatinya. Kerna dia mendapatkan perhatian Hadi sepenuhnya. Pergaulan mereka memberikan gairah hidup Marina yg selama ini dalam himpitan kesepian. Apalagi sekarang Djohan lebih suka tinggal di rumah istri mudanya. Sejak sang bayi lahir banyak terjadi perubahan pada diri Djohan.
Tapi Nina pernah menasehati Marina tentang keakraban dengan Hadi. Memberi tahu jika Hadi sudah mempunyai istri. Bila istri Hadi tahu hal itu bisa melibatkan Marina dalam persoalan yg tercela. Marina bisa dikatakan merusak pagar ayu.
"Kau harus bisa membatasi diri, Marina." nasehat Nina.
"Aku tak mempunyai maksud apa apa padanya. Hubunganku tak lebih dari berkawan, Nina."
nasehat itu sampai kini masih saja terngiang di telinga Marina. Tapi Marina tak berani mencetuskan perasaannya untuk melarang Hadh datang kerumahnya. Malah tak kuasa menolak ajakan Hadi ketika mengajak nonton film. Hadi dapat mengurangi himpitan kesepian yang menggerogoti hatinya.
*****
Aku bukan permata penghias mahkota,aku hanya serpihan kaca yang terbuang,aku bukan pujangga yang kau puja,aku hanya penulis murahan,yang terbiar di tepi jalan,karyaku hanya inspirasi picisan,jangankan hendak menulis 10 judul dalam 1 jam,satU bAitpun aku haBiskan berbulan bulan,aku tidak memiliki kepandaian menulis,aku cuma ada keinginan.
Ucapan saya
Selamat datang d'blog saya,yang serba sederhana.
blog ini terbina untuk meluahkan perasaan dan mengisi waktu yang kosong. kepada penulis blog yang telah menyalin atau mencetak karya yang ada dalam blog ini,tanpa seizin saya,di harap me-delete daripada blok anda.
Terima kasih,,atas kerja samanya n perhatianya,,saya sangat menghargainya..
blog ini terbina untuk meluahkan perasaan dan mengisi waktu yang kosong. kepada penulis blog yang telah menyalin atau mencetak karya yang ada dalam blog ini,tanpa seizin saya,di harap me-delete daripada blok anda.
Terima kasih,,atas kerja samanya n perhatianya,,saya sangat menghargainya..
Rabu, 26 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar