Ucapan saya

Selamat datang d'blog saya,yang serba sederhana.



blog ini terbina untuk meluahkan perasaan dan mengisi waktu yang kosong. kepada penulis blog yang telah menyalin atau mencetak karya yang ada dalam blog ini,tanpa seizin saya,di harap me-delete daripada blok anda.



Terima kasih,,atas kerja samanya n perhatianya,,saya sangat menghargainya..

Jumat, 31 Desember 2010

Kurengkuh Duka Nestapamu! 9

Pagi itu udara sangat cerah. Di langit tak menampakkan adanya mendung. Marina di pagi itu sedang asyik menyiram bunga. Pekerjaan rutin pagi hari setelah melepaskan keberangkatan suaminya ke kantor. Pagi itu Marina mengenakan kaos kuning dengan celana pendek putih. Rambutnya di ikat pakai pita merah. Marina kelihatan cantik dan mempesona. Apalagi kulit pahanya yg putih mulus dapat menggetarkan jantung lelaki yg melihatnya.

Sebuah kereta berhenti di depan pagar halaman. Seorang gadis turun mengenakan celana jeans dan kemeja merah menyala. Gadis itu adalah Rita. Melangkah mendekati Marina.

"Selamat pagi," tegur Rita sambil meneliti wajah Marina. Cantik sekali. Pantas Djohan tergila gila gadis ini, kata hati Rita. Dari ujung rambut sampai ujung kaki Marina diperhatikannya. Sungguh tiada yg cacat. Perasaan iri menyelinap dalam dada.

"Selamat pagi," balas Marina ramah.

"Apa benar anda yg bernama Marina?" tanya Rita.

"ye, saya Marina,"

"Saya adalah bekas sahabat Djohan semasa sekolah dulu."

"Oooh ye?" Marina tersenyum ramah.

Rita mengulurkan telapak tangannya untuk mengajak berkenalan. Marina dengan senang hati menyambut uluran tangan gadis itu. Mereka berjabatan tangan.

"Jom masuk, kita bicara di dalam," pelawa Marina.

Memang itu yg diharapkan Rita. Pelawaan Marina disambut dengan gembira. Dia mengikuti Marina melangkah masuk dan duduk di ruang tamu. Rita melayangkan pandanganya ke seluruh isi rumah. Perabotan yg ada di ruang itu serba mewah.

"Sayang sekali Abang Djohan baru saja berangkat ke kantor," kata Marina.

"Jam berapa biasanya dia pulang?"

"Tak tentu. Kadang kadang sore, tapi kadang kadang juga malam."

Rita menghela napas berat.

"Penting sekali ingin bertemu abang Djohan?" tanya Marina.

"Ah, tak.Cuma ingin berbincang dan melihat kemajuannya. Sebab saya ingin membuktikan kabar,kalau Djohan sekarang jadi direktur dan hidupnya kaya raya.Ternyata kabar itu memang benar.Sungguh hebat Djohan. Saya tak menyangka bisa seperti ini."

Marina hanya tersenyum.

"Djohan tinggal di sini sudah lama?" tanya Rita.

"Baru 2bln"

"Anda juga tinggal di sini?"

"Saya istri abang Djohan," kata Marina jujur.

Bagai ada petir di siang bolong yg tiba tiba menyambar Rita. Hampir dia berteriak histeris mendengar keterangan Marina.Tapi dengan sadar Rita cepat cepat menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan.Marina termangu melihat perubahan yg drastis dialami Rita.Tapi sebelum Marina bertanya, gadis itu sudah buru buru lari meninggalkan ruang tamu.

"Tungguu!" teriak Marina.

Rita tak menghiraukan lagi teriakan Marina. Dia terus berlari menuju kereta. Masuk ke dalam kereta sambil membanting pintu. Marina menghampiri Rita yg telah siap menghidupkan mesin kereta. Dia menegur Rita dengan perasaan tak menentu.

"Siapakah sebenarnya anda?" tanya Marina.

Tak terdengar jawaban dari Rita. Gadis itu menghidupkan mesin kereta dan langsung tancap gas.Sementara Marina bingung memandang berlalunya gadis yg tak di kenalnya.

*****

kereta Honda Jazz memasuki halaman sebuah rumah mewah. Seorang gadis yg berwajah kesal turun.Pintu kereta dibanting keras. Langkah kakinya begitu cepat memasuki rumah. Dengan perasaan hancur dilemparkannya beg ke atas meja.

Rosmari yg melihat gelagat anak gadisnya jadi heran.Segera diikuti langkah Rita menuju ke bilik.Gadis itu membanting dirinya di atas tempat tidur. Menangis sejadi jadinya.Rosmari mendekati anak gadisnya dan membelai rambut Rita.

"Apa yg terjadi, anakku?" tanya ibunya lembut. Namun pertanyaan itu tak segera dijawab oleh Rita. Tangis Rita semakin memilukan Rosmari tambah bingung.

"Hentikanlah tangismu, dan ceritakan pada mama apa yg telah terjadi," bujuk Rosmari penuh perhatian.

"Mama...Djohan, Djohan telah menikah...," kata Rita tersendat sendat di sela isak tangisnya.
Rosmari terkejut mendengar ucapan anaknya.

"Djohan telah menikah? Dengan siapa dia menikah?"

"Dengan Marina...,"

"Ooooh...Tuhan. Ternyata anak itu tak tahu membalas budi," gumam Rosmari dengan kesal.

"Djohan membelikan rumah baru di pondok indah," kata Rita.

"Papamu harus tahu hal ini. Sudah pasti Djohan menggunakan uang perusahaan untuk membelikan rumah itu."

"Pasti mama. Pasti Djohan melakukan itu. Demi perempuan itu dia berbuat korupsi!"

"Biar papamu yg akan menyelesaikan hal ini,"

Rosmari bergegas meninggalkan bilik Rita. Dia menjumpai suaminya yg sedang membaca buku di bilik. Melihat kemunculan istrinya, Burnama bingung. Kerna wajah Rosmari merah padam.

"Pa, Djohan benar benar kurang ajar!" marah Rosmari.

"Kenapa?"

"Ternyata dia telah menikah dengan Marina tanpa setahu kita. Djohan juga membelikan rumah Marina di pondok indah."

"Haeiii, kau tak mengigau, ma?"

"Tak. Rita yg memberi tahu. Rita baru saja mengeceknya."

"Gila! Benar benar gila! Kalau memang benar, Djohan harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Aku tak akan berdiam diri!" ujar Burnama dengan muka merah padam.

"Telphone Djohan suruh datang ke sini!" perintah Burnama.

Rosmari buru buru keluar dari bilik dan menelphone Djohan.

Kurengkuh Duka Nestapamu! 8

Kata kata Rita bagai tamparan pedas di muka Djohan. Seketika itu Djohan menundukkan muka dan merasakan kepedihan hati.

"Itu yg ingin kusampaikan padamu," kata Rita sembari berdiri. Tanpa menoleh lagi Rita berjalan meninggalkan Djohan. Lelaki yg duduk di belakang meja kerja itu semakin tertunduk. Giginya gemeletuk menahan geram. Sedang kedua matanya berkaca kaca. Dipukulnya meja itu keras keras.

"Terlalu! Alangkah kejamnya hidup ini!" pekik Djohan.

Dia menjatuhkan kepala di permukaan meja. Menangis terisak isak dalam kepedihan. Seolah olah kehidupan yg diperoleh sekarang merupakan siksaan yg teramat berat. Dia harus membalas budi dengan menghancurkan kebahagiaan.

*****

Sebelum jam kantor habis, Djohan pulang. Wajahnya murung ketika meninggalkan kantor. Kereta yg dikendarai meluncur di keramaian kota. Hatinya pedih memikirkan kata kata Rita. Aku terhormat kerna budi kebaikan keluarga Burnama. Alangkah pahit balas budi ini. Harus mengorbankan kebahagiaan hanya untuk membalas budi. Sedang aku tak mencintai Rita. Cintaku telah kuberikan seluruhnya kepada Marina. Dapatkah aku menjalani hidup bersama Rita? Lalu menyembunyikan Marina di balik kenyataan? Tidak! Aku harus berani menghadapi resiko apapun. Aku tak ingin menikah lagi. Istriku tetap Marina. Hanya dialah istriku yg paling setia. Tekad Djohan begitu keras. Dia berkeras untuk tetap mempertahankan kebahagiaan yg direguknya sekarang.

Kereta Djohan terus meluncur di atas jalan raya. Sejak Djohan keluar dari kantor, sama sekali tak menduga diikuti sebuah kereta taxi. Ternyata yg ada di dalam kereta taxi itu tak lain Rita. Gadis itu memerintah sopir taxi mengikuti kemana perginya kereta Djohan. Rita memang cerdik. Dia sengaja naik taxi supaya tak menimbulkan kecurigaan Djohan. Dan bisa mengetahui tempat tujuan calon suaminya itu.

Rita merasa lega setelah mengetahui kereta Djohan memasuki sebuah rumah mewah di Pondok Indah. Dia sudah menduga Djohan mempunyai gadis simpananan. Maka sesampainya di rumah, hal itu diadukan pada kedua orang tuanya.

"Sudah jelas kuketahui keadaan Djohan sekarang!" kata Rita sambil menjatuhkan diri di kursi.

Rosmari heran melihat anak gadisnya baru saja pulang sudah uring uringan. Mukanya memperlihatkan begitu kesal. Hal itu juga mendatangkan tanda tanya bagi Burnama.

"Ada apa dengan Djohan?" tanya ibunya.

"Djohan mempunyai gadis simpanan!" jawab Rita.

"Apa?!" Burnama kaget dan melemparkan surat kabar yg tengah dibacanya. Memandang wajah Rita.

" Djohan mempunyai gadis simpanan,!" tanya ayahnya.

"Ye."

"Dari mana kau tahu?"

"Baru saja aku mengikuti Djohan."

"Tahu pasti rumah gadis simpanannya itu?"

"Ye."

"Pantas...," gumam Burnama.

"Jangan cepat menuduh Djohan, kalau belum tahu pasti buktinya," Rosmari meragui keterangan anak gadisnya.

"Tapi saya sudah menaruh curiga, ma," Rita berkeras.

"Cobalah dicek. Kau pura pura datang kerumah gadis itu. Jangan terus terang mengatakan dirimu calon istri Djohan. Kau bisa berpura pura bekas sahabatnya dulu. Nah......,cara itu bisa mengorek hubungan Djohan dengan gadis itu," ucap Burnama.

Usul yg diajukan ayahnya membuka pikiran Rita. Itu memang cara terbaik untuk bisa mengetahui keadaan Djohan yg sebenarnya. Apakah di rumah itu benar benar tempat tinggalnya. Dua kemungkinan itu menyebabkan Rita ingin segera mengeceknya. Siapa tahu Djohan memang mempunyai gadis simpanan. Atau barangkali dugaanya salah, kerna Djohan sering menginap di rumah itu, kerna ada kawan pria yg menjadi sahabat.

*****

Kamis, 30 Desember 2010

Kurengkuh Duka Nestapamu! 7

Kereta terus meluncur menuju kerumah Marina. Hati Djohan risau memikirkan keadaan Marina yg tinggal di rumah hanya ditemani pelayan. Sudah tentu Marina kesepian sekali tanpa ditemani Djohan. Tidur seorang diri. Apakah Marina sudah tidur? Djohan melihat jam tangan. Malam sudah larut. Jarum jam menunjukkan pukul satu pagi. Jalanan lenggang dan sepi. Hawa dingin mengambang bercampur embun malam.

Rumah itu sepi. Seluruh lampu di dalam rumah telah padam.kereta Djohan berhenti di depan pagar halaman. Lalu Djohan turun dari kereta dan menekan bell di tembok pintu. Seorang pelayan berlari lari menuju ke pintu pagar halaman sambil membawa kunci.

"Marina sudah tidur, makcik?" tanya Djohan.

"Belum tuan. Puan sejak tadi menunggu," sahut makcik Giyem sambil membukakan pintu.

Hati Djohan perih mendengar keterangan makcik Giyem. Dia kembali ke kereta untuk membawa masuk kereta itu ke dalam garaj. Begitu Djohan turun dari kereta dan hendak masuk kedalam rumah, di ambang pintu Marina sudah berdiri menyambutnya.

"Baru pulang, bang?" tegur Marina penuh perhatian.

Djohan memeluk Marina penuh kasih sayang. Dia merasa terharu melihat kesetiaan istrinya. Hampir saja Djohan tak kuasa membendung air mata.

"Jangan terlalu memaksakan diri bang, nanti abang jatuh sakit," Marina menasehati Djohan.

Lelaki itu tak bisa mengucapkan sepatah kata. Dia hanya bisa memeluk pundak istrinya membimbing ke bilik. Membaringkan tubuh istrinya di atas tempat tidur rasa terharu. Mencium bibir istrinya dengan kasih sayang.

"Marina, aku sangat mencintaimu," kata Djohan sendu.

"Bang...aku bahagia merasakan besarnya cinta dan kasih sayangmu."

"Aku takut kebahagiaan yg kita rasakan sekarang akan hancur."

"Sifatmu sekarang banyak berubah, bang. Abang seperti takut dibayangi hal yg tak jelas bagiku. Apa sebenarnya yg abang simpan di hati?"

"Cintaku padamu begitu besar dan dalam. Mungkin hal itu yg menyebabkan aku takut mengalami kehancuran. Takut berpisah denganmu," kata Djohan penuh perasaan

"Selama kita tetap berlaku setia. Tak mungkin kebahagiaan kita akan hancur. Apakah kedua orang tua abang telah tahu pernikahan kita?"
Djohan menggeleng.

"Abang takut mereka akan memisahkan kita?"
Djohan mengangguk risau.

"Aku rasa kalau Abang Djohan benar benar mencintaiku, tak mungkin kita bisa terpisahkan."

"Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu. Mereka tak dapat memisahkan kita. Siapapun tak akan bisa memisahkan kita!" kata Djohan setengah memekik. Lalu memeluk tubuh Marina erat erat. Mencium bibir Marina bertubi tubi. Sepertinya mereka berdua tak nak terpisahkan. Sekalipun bumi ini bergoncang. Dunia lebur jadi debu.

*****

Djohan terbangun ketika sinar matahari telah menerobos masuk melalui jendela bilik. Cepat cepat Djohan melompat turun dari tempat tidur.

Astaga, sudah jam sebelas siang! Kenapa Marina tak membangunkan aku? Ah, bisa kantoi. Rita pasti sudah menunggu di kantor. Djohan memegangi kepalanya. Rasa berdenyut denyut menyerang kedua pelipisnya. Kerna tak cukup tidur dan terlalu banyak yg dipikirkan.

Dia mesti cepat cepat kekantor. Kalau keadaan seperti ini terus berlarut larut bisa menimbulkan kucurigaan Rita. Bergegas Djohan pergi mandi dan mengenakan pakaian. Menyambar beg dan mengambil kunci kereta, lalu berlari lari menuruni anak tangga. Di ruang tengah, Djohan berpapasan dengan istrinya.

"Tak sarapan dulu bang?" tegur Marina

"Sudah kesiangan, Marina. Aku harus cepat sampai di kantor." kata Djohan tergesa gesa.

Diciumnya kening Marina sekejap. Djohan buru buru melangkah ke garaj. Menghidupkan mesin kereta dan memanasi sebentar, lalu meluncurkan. Hati Djohan risau dan gelisah di perjalanan menuju ke kantor.

Benar saja ketika Djohan sampai di kantor. Seorang gadis sudah duduk menunggunya di ruang kerja. Gadis itu adalah Rita. Djohan agak gugup menghadapi gadis itu.

"Semalam aku terjaga dari tidur dan mencarimu ternyata kau tak ada lagi. Kau pergi ke mana?" tanya Rita sambil menatap Djohan tajam.
Djohan kebingungan. Jadi salah tingkah.

"Aku...aku," sahut Djohan gugup.

"Pulang kerumahmu?"

"A.a... a... a" Djohan kebingungan memberi jawaban.

"Aku telah menelphone rumahmu semalam, kau tak pulang. Katakan terus terang semalam kau tidur di mana?" desak Rita.

"Di...rumah teman," sahun Djohan risau.

"Teman wanita yg bernama Marina?"

Denyut jantung Djohan bagai terhenti mendengar ucapan Rita. Dari mana Rita tahu hubungannya dengan Marina? Djohan berpikir dengan hati gelisah dan risau.

"Dari siapa kau tahu?"

Rita hanya tersenyum sinis. Sementara Djohan berharap semoga Rita tak mengetahui keadaan sekarang. Keadaan bahwa Djohan telah memperistri Marina.

"Tak perlu kujelaskan dari siapa aku tahu. Tapi aku merasa kecewa kerna semalam kau pergi tanpa memberi tahu. Jangan kecewakan papa dan mama yg telah menjadikan dirimu seorang terhormat, bang Djohan."

kata kata Rita bagai tamparan pedas di muka Djohan. Seketika itu Djohan menundukkan muka dan merasakan kepedihan hati.

"Itu yg ingin kusampaikan padamu," kata Rita sembari berdiri.

Kurengkuh Duka Nestapamu! 6

Kereta yg dikemudikan Djohan berhenti di sebuah Restauran mewah. Banyak juga pengunjung di restauran itu. Namun ketika Djohan dan Rita masuk, belum terlihat kedua orang tuanya. Mungkin sedang dalam perjalanan menuju kesini, bisik hati Rita. Rita mengajak Djohan mengambil tempat duduk di sudut ruangan.

"Papa dan mama masih belum datang," gumam Rita

"Kita tunggu saja."

"nak makan apa?" tanya Rita.

"Nasi goreng."

"Minumnya?"

"Coca Cola"

Rita menulis pada selembar kertas dan di berikan kepada pelayan. Tak lama kemudian datanglah kedua orang tua Rita. Kedatangan mereka disambut lambaian tangan Rita manja. Lalu kedua orang tua itu menghampiri anak gadisnya.

"Selamat siang, ayah. Selamat siang, ibu." Djohan melemparkan senyum

"Sudah lama menunggu?" tanya Burnama

"Baru lima menit."

kedua orang tua itu mengambil tempat duduk berhadapan dengan Rita. Rita duduk berdampingan Djohan. Semua menampakkan wajah cerah dan gembira.

"Ayah dan ibu nak pesan apa?" tanya Djohan.

"Sama seperti kalian," jawab Burnama

keharmonisan begitu tercipta di dalam keluarga Burnama. Mereka menikmati makan siang penuh kebahagiaan. Hal itu menjadikan perhatian pengunjung restauran.

"Ada hal yg serius ingin kubicarakan di sini, Djohan." kata Burnama setelah makan siang selesai.

Pandangan Djohan begitu risau. Tapi budi kebaikan keluarga Burnama mengikat dirinya sehingga tak kuasa menolak.

"Saya hanya pasrah," kata Djohan lemah

"Nah, itu baru anak yg baik. Tak sia sia aku mendidikmu sampai menjadi orang jutawan. Semua harta dan perusahaan akan kulimpahkan atas nama kalian berdua," ujar Burnama gembira sekali.

"Jadi bulan depan kalian akan melangsungkan pernikahan. Ibu gembira sekali, Djohan."
Rosmari menuturkan dengan wajah berseri seri. Apa yg di harapkan akan menjadi kenyataan.

Selesai merundingkan rencana Pernikahan antara Djohan dan Rita, mereka meninggalkan restauran. Djohan tak kembali ke kantor ikut pulang ke rumah calon mertua. Selama di perjalanan hatinya hancur berkeping keping. Ingat Marina. Istrinya pasti akan menderita akibat keputusan yg telah di sanggupi oleh Djohan. Djohan akan menikah dengan Rita. Hampir saja tak dapat membendung jatuhnya air mata. Ingin dia menangis menyesali kenyataan yg akan dijalani. Sebab ia tak kuasa menolak permintaan kedua orang tua Rita.

*****
imbas kembali perbincangan di restauran:

"Tentang apa, ayah?"

"Sejak dulu ayah merencanakan perkawinan kalian berdua. Aku ingin melihat anakku dapat berbahagia. Juga menghendaki perusahaanku tetap berjalan lancar. Rita sudah berhasil menyelesaikan studynya di Jerman. Dan Djohan pandai mengelola perusahaan sampai sekarang tambah maju. Kalian adalah pasangan yg ideal yg kelak akan hidup bahagia. Maka untuk lebih baiknya kalian berdua akan segera kami nikahkan," ucap Burnama.

Denyut jantung Djohan bagaikan terhenti. Napasnya sesak. Tapi dia tetap berusaha untuk tenang menghadapi kenyataan.

"Bagaimana, Djohan?" tanya Burnama.
Djohan tertunduk sambil berpikir.

"Berilah saya waktu untuk berpikir, ayah."

"Apalagi yg kau susahkan?" tanya ibu Rita.

" Menghendaki pesta besar besaran? Okey." Burnama menimpali.

"Bukan itu..."

"Apa Djohan,katakanlah."

"Berilah saya waktu yg cukup panjang."

"Nak tunggu apalagi pakai mengulur waktu?"
Djohan terpojok. Dia tak bisa memberikan alasan yg tepat.

"Rencana ayahmu sudah baik, Djohan." Rosmari menasehati Djohan.

*****

Tengah malam Djohan turun dari pembaringan pelan pelan. Diperhatikan gadis yg sejak tadi tidur di sisinya. Sudah tertidur pulas, kata hati Djohan. Di ambilnya pakaian yg tergantung di kapstok dan membuka kimono yg menutupi badannya. Selesai mengenakan pakaian, Djohan dengan berhati hati meninggalkan bilik itu.

Keadaan di dalam rumah itu hening dan sepi. Seluruh penghuninya sudah tertidur lelap. Djohan berjalan pelan pelan menuju garaj kereta.
Ketika Djohan hendak membuka pinta garaj sesosok tubuh menghampiri.

"Siapa itu!" terdengar suara cukup lantang. Djohan terkejut dan menoleh ke arah datangnya suara. Ternyata penjaga rumah yg belum tidur.

"Ssssstt!" desis Djohan sambil menempelkan jari telunjuknya di bibir.

"Ooh, tuan Muda."

"Tolong bantu aku mengeluarkan kereta," kata Djohan lirih.

"Nak ke mana malam malam,Tuan?" tanya penjaga itu.

"Sudah jangan banyak tanya. Cepat bantu membukakan pintu halaman dan mendorong kereta.

"Baik, tuan."

penjaga itu lari menuju pintu halaman. Di bukanya gembok pintu pagar halaman. Setelah membuka pintu halaman lebar lebar, penjaga itu kembali ke garaj dan mendorong kereta Djohan. Kereta yg didorong penjaga itu bergerak maju perlahan lahan. Jantung Djohan berdenyut tak teratur. Keringat dingin mengucur di sekujur badannya.

"Cepat tutup kembali pintu halaman. Kalau ditanya tuan atau siapapun cakap tak tahu," perintah Djohan setelah kereta berada di jalan.

"Ya, tuan." penjaga itu mengangguk dan menutup pintu pagar halaman.

Djohan menghidupkan mesin kereta. Buru buru dia melarikan kereta meninggalkan tempat itu. Djohan menghela napas lega.

Kurengkuh Duka Nestapamu! 5

Malam harinya Djohan kembali ke rumah dengan tubuh lemas dan langkah kakinya terseok seok. Melangkah menghampiri rumah Marina. Dalam kegelapan Malam itu, rumah yg berdiri megah itu nampak sunyi. Lampu di ruang depan sudah padam. Begitu Djohan hendak menekan bell, pintu rumah sudah terbuka. Rupanya suara kereta mengingatkan Marina jika Djohan pulang.

"Baru pulang, bang?" sapa Marina sembari tersenyum.

"Ya," sahut Djohan lemah. Dia terus melangkah masuk ke ruang dalam.

Marina mengikuti langkah Djohan. Di ruang tengah Djohan menghenyakkan pantat di kursi. Matanya kuyu. Wajahnya sendu dan kehilangan gairah. Marina memperhatikan sikap Djohan yg agak aneh.

"Malam ini abang nampak gelisah, ada sesuatu yg abang pikirkan?" tanya Marina lembut.
Djohan menggeleng lemah.

"Jangan menyembunyikan sesuatu Bang. Kalau terjadi apa apa aku pun turut memikulnya."

"Tak apa apa, hanya...."

"Hanya apa, bang?"

Djohan menatap wajah Marina dalam dalam. Pancaran mata Djohan mencerminkan hatinya dengan tulus mencintai Marina. Takut kehilangan Marina. Takut juga kebahagian yg dirintihnya sekarang akan hancur berantakan.

"Sungguh sungguhkah kau mencintaiku?" tanya Djohan resah.

"malam ini abang nampak aneh?"

"Ya. Kerna aku takut cintamu akan berubah. Kau akan meninggalkan aku."

Marina memeluk Djohan. Menjatuhkan kepalanya di dada Djohan yg bidang. Mengusap usap kemeja suaminya dengan lembut.

" kenapa abang masih ragu padaku? Belum cukupkah cinta dan kasih sayang yg kuberikan pada abang? Katakanlah bang, apa yg harus kulakukan untuk membuktikan cintaku. Katakanlah," desak Marina.

"Kau tak akan meninggalkan aku, walau apapun yg akan terjadi."

"Tentu, bang. Aku akan menjadi istri yg setia."

"Marina," panggil Djohan lembut.

"Hurmmm?"

Belaian tangan Djohan di rambut Marina, membuat Marina memejamkan mata meresapi kasih sayang suaminya.

"Aku takut kebahagiaan kita akan hancur."

"Siapa yg akan menghancurkan?" tanya Marina.

Djohan tak menjawab melainkan mencium bibir Marina mesra. Dibalasnya ciuman Djohan dengan hangat. Djohan mengajak Marina masuk kedalam bilik.setelah mematikan lampu, beranjaklah mereka ke atas tempat tidur. Malam semakin sunyi. Suasana di daerah kaum elite itu sunyi senyap. Sesekali angin malam berhembus menyusup celah celah lubang jendela. Menyebarkan aroma bunga sedap malam.

*****

Djohan berangkat ke kantor kesiangan. Kerna hampir semalaman dia tak dapat memejamkan mata. Keresahan yg bercokol di hatinya terus saja menyergap nyergap. Kedatangan Rita menimbulkan problem yg tak kecil artinya. Djohan resah kerna kebahagiaan yg dirasakan hidup bersama Marina akan terbentuk pada kehancuran.

Ketika Djohan baru saja masuk keruang kerja, dia tersentak. Rita sudah duduk menunggunya. Gadis itu melempar senyum manis pada Djohan. Tapi mata Rita membaca mimik wajah Djohan yg risau.

"Sudah lama menunggu?" tegur Djohan.

"Satu jam yg lalu," sahut Rita sambil menghembuskan asap rokok.

Djohan merasa malas memandang sikap Rita yg sudah jauh berbeda. Agaknya kehidupan orang orang barat telah menjelma dalam dirinya. Sebelah kakinya dinaikkan ke atas meja tamu sambil asyik menghisap rokoknya. Djohan sebentar sebentar menarik napas panjang.

"Aku baru saja menelpon ke rumahmu,tapi pelayan memberi tahu semalam kau tak pulang. Tidur di mana?" tanya Rita.

"Di rumah teman."
Djohan duduk di belakang meja kerja. Membuka beg dan mengeluarkan catatan Penting.

"Seorang Wanita?"

"Bukan."

Rita tersenyum sinis. Matanya terus memandang bekas tanda di leher Djohan. Sementara Djohan tak menduga ada bekas tanda di lehernya. Dia asyik membaca catatan itu.

"Jangan bohong, Djohan."

kepala Djohan terangkat pelan pelan dan matanya memandang gadis yg merokok di depannya. Pancaran mata Djohan mengandung kerisauan.

"Bekas tanda di lehermu merupakan bukti. Kau tak bisa mengelak," ucap Rita sambil tertawa.

Djohan jadi malu. Apalagi mendengar tawa Rita yg seolah olah mengutuk dirinya.

"Wel, itu sudah lumrah. Sebagai seorang pemuda yg tampan sudah tentu banyak di cintai gadis gadis," sambung Rita.

Senyum yg menghiasi wajah Djohan sedikit mengurangi kerisauan. Dan Djohan merasa, bahwa Rita menganggap hal semacam itu sudah wajar. Hati Djohan menjadi lega akan sikap Rita yg polos.

"Siang ini papa akan mengundang kita makan bersama sama. Kau tak terlalu sibuk bukan?" ujar Rita

"Sekalipun sibuk, akan kupenuhi undangan makan siang nanti."

"Kau memang terlalu baik," kata Rita gembira.

"Apakah kau akan menunggu sampai undangan makan siang nanti?"

"Ya, aku masih belum puas melampiaskan rinduku padamu. Disini aku bisa melepaskan rindu.

Djohan tertawa. Bukan main, sikap Rita begitu terus terang dan tak mempunyai perasaan malu.

Sambil menyelesaikan pekerjaan Djohan menemani Rita. Mereka berbicara dari Barat sampai Ke Timur. Yg paling memonopoli pembicaraan adalah Rita. Hampir seluruh pengalamannya di Negeri Barat diceritakan pada Djohan.

Ketika jarum di dinding sudah menunjukkan pukul satu siang, Rita menelphone kedua orang tuanya.

Kurengkuh Duka Nestapamu! 4

Pada suatu hari, sepucuk surat dari Bastian datang. Marina mengupas isi surat itu sembari berbaring di atas tempat tidur.

---> Menjumpai sahabatku yg berbahagia : Marina...

Dalam kurun waktu yg kulampaui, baru sekarang aku dapat menggoreskan penaku untuk menulis di atas kertas biru ini. Suka dan duka di Negeri Orang selalu mengingatkan pada kampung halamanku. Termasuk nostalgia di bangku S.M.A. yg pernah kita reguk bersama sama, mungkin manis, mungkin pahit, tapi mengesankan untuk di kenang. Walau hampir setahun kita lalai masa masa kenangan itu, namun bagiku terasa baru kemarin berlalu.

Marina, bunga di tamanku yg sedang mekar telah dipetik orang. Berarti masa remaja yg penuh keceriaan telah berakhir. Meninggalkan masa remaja dan menempuh hidup bersama dengan pemuda idaman. Hatiku sangat gembira kerna bunga kesayanganku setelah dipetik di rawat dengan baik. Ditempatkan pada naungan kebahagiaan. Tak tercampakkan seperti apa yg kubayangkan.

Selamat berbahagia kuucapkan kepadamu. Kabar mengenai pernikahanmu sangat menggembirakan hatiku. Semoga kau akan selalu di karuniai kebahagiaan di sisi suamimu.

--->Dari sahabatmu : Bastian.

Sampai di sini surat Bastian. Marina tersenyum sambil melipat surat itu. Dia merasa gembira menerima ucapan selamat Bastian meski melalui sepucuk surat. Lalu pikirannya melayang di masa yg silam. Masa bersama Bastian. Ah! Masa itu memang gembira dan ceria. Belum terlihat dalam rayuan. Belum mengenal cinta. Dan Bastian memang seorang sahabat yg baik. Marina jadi rindu ingin bertemu dengan Bastian. Rindu bisa berkumpul kembali. Saling bersendagurau.

Kina masa remaja Marina sudah usai. Semua kejadian di masa lalu hanya merupakan kenangan indah di lembaran sejarah hidupnya. Marina kini seorang ibu rumah tangga yg baik dan setia.

*****

Di ruang kerja udara Ac menyejukkan badan Djohan. Membuat kepala lancar berpikir. Sedang di luar matahari terik memanggang bumi. Kendati manusia tetap berpacu memburu keberuntungan nasib.

Djohan duduk di belakang meja tengah sibuk mengecek daftar barang yg akan masuk. Tiba tiba telphone berdering. Djohan segera mengangkat gagang telphone itu.

"O, Ayah. Ada apa ayah?" tanya Djohan.

"Siang ini Rita akan tiba di Air Port Halim. Kita siap menjemputnya," kata Burnama di pesawat telphone.

"Ba... baik, ayah," tergagap sahutan Djohan.

Dengan lemah Djohan menaruh kembali ganggang telphone itu ke induknya. Pikirannya resah dan kacau balau. Djohan menyanggah keningnya yg mendadak dirasakan berat. Dia harus menghadapi problem yg tak kecil artinya setelah Rita kembali. Tak tahu Djohan harus berbuat apa. Menerima kenyataan harus menikah dengan Rita adalah merupakan pukulan yg teramat menyakitkan. Sebab di hati Djohan tak ada Cinta.

Tergesa gesa Djohan meninggalkan kantor dan menjemput Burnama beserta istrinya. Dia meninggalkan pesan pada sekretarisnya untuk melayani setiap tamu yg datang.

Ternyata setibanya di rumah Burnama, kedua orang tua angkatnya itu menampakkan wajah berseri seri. Mereka sudah menunggu jemputan Djohan. Dan tanpa membuang waktu lagi berangkatlah mereka ke Air Port Halim.

Suasana di Air Port Halim sibuk orang yg hendak bepergian. Juga ada sebagian orang yg menjemput keluarganya. Djohan dan kedua orang tua angkatnya nampak memasuki ruang tunggu. Wajah Burnama dan isterinya cerah dan berseri seri. Sedangkan wajah Djohan gelisah dan risau. Bayangan kesuraman memenuhi benaknya. Dengan kembalinya Rita di tengah tengah keluarga Burnama akan menimbulkan problem bagi kehidupan Djohan. Kemelut akan mengintai kehancuran rumah tangga yang dibina belum lama.

Pengeras suara menyentakkan lamunan Djohan. Jantungnya berdenyut kencang. Pesawat yg ditumpangi Rita akan segera mendarat di lapangan. Kedua orang tua Rita tak sabar lagi ingin segera melihat anak gadisnya. Buru buru menuju ke pintu keluar dan memandang pesawat udara yg akan mendarat. Pesawat terbang itu mulai mendaratkan rodanya. Suara denyit roda pesawat bagaikan menyayat hati Djohan yg resah. Lalu tubuh pesawat itu semakin mendekat di landasan yg lebar. Suara denyit roda yg di rem membisingkan telinga. Dan perlahan lahan pesawat terbang itu berhenti.

Pintu pesawat tak lama kemudian terbuka perlahan lahan. Keluarlah sebuah tangga dari pintu itu. Satu persatu para penumpang bergegas turun nampak wajah wajah para penumpang yg baru saja turun dari pesawat berseri seri. Ada sebagian yg melambai lambaikan tangan.

"Itu Rita, pak!" kata Rosmari sambil menunjuk dengan gembira.

"Ya... ya... ya," sahut Burnama tersenyum.

"Djohan, sambutlah kedatangan Rita."

Dengan berat hati Djohan menyambut Rita di pintu keluar. Gadis yg ditunggu masih berjalan santai menuju tempat pengambilan barang. Baru setelah itu menuju pintu keluar. Djohan segera menyambut Rita dengan senyum yg dipaksakan.

"Rita..," panggil Djohan.

"Heii, abang Djohan!" balas Rita gembira sekali. Lantas memeluk Djohan erat erat. Seperti menghabiskan rasa rindunya yg bertumpuk tumpuk. Sedang yg dirasakan Djohan adalah kepedihan.

Kurengkuh Duka Nestapamu! 3

ROsmari membimbing Djohan masuk kebilik dengan penuh perhatian dan kasih sayang melebihi ibu kandungnya.

"Djohan,sudah saatnya kau mengetahui segalanya," kata Rosmari lunak.

"saya tak paham selama ini."

"kami sangat menyayangimu, Djohan. Kami takut kehilangan dirimu. Maka sebelum kami tiada ingin melihat hidupmu bahagia. Dan kau tetap menjadi anak kami. Mungkin kau juga tahu, jika kedua orang tuamu di kampung telah menyerahkan sepenuh hati pada kami. Mereka bahagia melihat keadaanmu sekarang. Ibumu yg menderita penyakit jantung bisa terus terawat oleh dokter. Ayahmu yg lumpuh sudah mulai dapat berjalan. Bukankah semua itu kerna keadaanmu selama berkumpul dengan kami? Jangan hancurkan kebahagiaan yg akan datang, anakku."

"saya tahu, bu. Tapi kenapa saya tak di izinkan menikah dengan Marina?"

"kerna kami takut kehilangan dirimu."

"Saya akan tetap membalas kebaikan budi ibu dan ayah. Saya tetap menyayangi sebagai anak kandung sendiri.

"Tapi tak sepenuhnya menjadi anak kami lagi."

"Lalu maksud ibu dan ayah yg sebenarnya?"

"Sebulan lagi Rita akan pulang dari Jerman. Rencana kami, Rita akan segera kami nikahkan denganmu."

Djohan terhenyak di tempat duduknya. Pikirannya terbang entah ke mana. Sukmanya seolah olah telah lepas dari jasadnya.

"Dengan jalan itu kau tetap menjadi anak kami dan mewarisi seluruh harta kekayaan. Bisa meneruskan perusahaan yg suatu saat kami telah kembali ke pangkuan Illahi. Kau dapat hidup berbahagia di samping Rita. Kau faham? Semua itu demi kebahagiaan kalian berdua di masa yg akan datang." Rosmari mengelus elus pudak Djohan.

"Kau gembira bukan?" tanya Rosmari.

Djohan mengangguk lesu. Hatinya bagaikan diiris iris sembilu. Dia berat membalas budi kedua orang tua angkatnya dengan menikahi Rita. Djohan tak mencintai gadis itu. Tapi keadaan memaksa harus menerima kenyataan itu. Ingat kedua orang tuanya di kampung yg sakit sakitan. Ingin rasanya Djohan berteriak kencang kencang. Menangisi keadaan Marina yg dilanda kedukaan dan tercampakkan di lembah nestapa. Tapi demi cintanya. Djohan tetap nekad akan menikahi gadis itu. Dia akan menghadapi apa pun yg akan terjadi. Bagi Djohan, Marina adalah segala galanya.

Rosmari berjalan meninggalkan Djohan yg masih duduk termenung. Berlalunya Rosmari dari bilik itu membalut kepedihan di hati Djohan. Huh! Balas budi harus mengorbankan cinta sejati. Menikah dengan gadis yg tak dicintai. Alangkah pahitnya kenyataan itu. Djohan mengeluh dalam kesendiriannya. Menyesali mengapa harus begini. Mereguk kebahagiaan bukan dari hati nuraninya. Melainkan dengan balas budi.

*****

Djohan memenuhi janjinya. Seminggu kemudian Djohan melangsungkan pernikahan dengan Marina. Perkawinan itu sangat sederhana sekali. Memanggil penghulu di rumah yg disaksikan oleh kedua orang tua Marina dan dua orang sahabat, yaitu Redo dan Nina. Purba mengesyahkan akad nikah itu dengan hati terharu.

Setelah selesai akad nikah, Djohan dan Marina berbulan madu ke puncak. Sepasang pengantin baru ini berbulan madu penuh kebahagiaan.
Namun apa yg ditempuh Djohan tanpa setahu keluarga Burnama. Waktu satu minggu berbulan madu ke puncak, Djohan memberi alasan ke pada orang tua Rita mengurus bisnis ke Singapura sehingga hal yg dilakukan diam diam ini tak menimbulkan kecurigaan kedua orang tua angkatnya.

Sepulangnya dari berbulan madu, kesulitan mulai timbul. Tak mungkin Djohan menempatkan Marina di rumahnya. Sebab kedua orang tua angkatnya akan tahu keadaan Djohan yg telah resmi menikah dengan Marina. Untuk sementara Djohan menitipkan Marina di rumah mertua.

Dalam waktu lima hari Djohan berusaha membelikan sebuah rumah untuk Marina. Untuk membeli rumah itu Djohan memakai uang perusahaan. Semua diperkirakan habis sekitar dua puluh lima juta, termasuk membeli perabotan rumah tangga. Kemudian Djohan memboyong Marina untuk menempati rumah baru itu.

Sejak Marina menempati rumah baru, dia seperti memasuki dunia kemewahan yg serba indah. Hidupnya bergelimpang kebahagiaan. Semua impiannya sudah menjadi kenyataan.
Dan Marina menampakkan sifat sebagai seorang istri yg setia terhadap Djohan.

---berrrrr....:-)

Kurengkuh Duka Nestapamu! 2

Kepandaian yg di peroleh Djohan berdasarkan pengalaman, memberanikan diri terjun menjadi tukang tadah barang barang selundupan. Lalu barang barang selundupan itu dioper pada agen agen yg nak membeli. Pernah dua kali Djohan tertangkap oleh yg berwajib. Tapi berkat taktiknya yg licik, dia dapat di bebaskan. Untuk membersihkan nama buruk, Djohan pindah dari tanah kelahirannya.

Sampai suatu ketika usaha Djohan berkembang pesat. Namun tak luput dari incaran polisi. Meski demikian nasib baik jatuh pada dirinya. Dia berkenalan dengan tuan Burnama. Perkenalan itu diawali dalam usaha perkayuan. Cara Djohan ulet menangani pekerjaan menimbulkan simpati tuan Burnama. Kesempatan ini tak di sia siakan Djohan. Dia terus mendekati tuan Burnama. Berusaha mengambil hati tuan Burnama sehingga Djohan mendapat kepercayaan.

Sifat manusia memang tak pernah puas. Dan Djohan terlalu ambisius untuk menjadi wakil tuan Burnama. Dengan cara yg hebat dan ambisiusnya bisa menjadi kenyataan. Tuan Burnama menarik Djohan sebagai orang kepercayaannya. Diberi infentaris kereta. Tiap bulan menerima gaji penuh sebagai pegawai kantor. Nak apa lagi? Ini sudah namanya kejatuhan bintang terang. Atas usul Djohan untuk mengikuti kursus managemen disambut baik oleh tuan Burnama. Enam bulan Djohan mengikuti kursus itu sudah dinyatakan lulus. Langsung Djohan diberikan kepercayaan penuh untuk memegang perusahaan tuan Burnama. Djohan telah diangkat menjadi anak kandungnya. Tinggal satu rumah bersama keluarga tuan Burnama, yg ternyata hanya mempunyai anak gadis semata wayang.

Selama 3thn menjadi keluarga Burnama, baru dua kali berjumpa dengan anak gadisnya. Sebab Rita sedang menyelesaikan studynya di Jerman. Menurut keterangan Rita akan kembali ke Tanah Air akhir tahun ini.

Foto foto Rita yg tergantung di dinding posenya memang aduhai. Tapi wajah Rita tak begitu cantik. Mungkin kerna dia hidup kaya jadi kelihatan memikat. Bila di bandingkan dengan Marina perbedaan itu sangat jauh.

*****

Malam itu Djohan sengaja meluangkan waktu untuk berkumpul dengan kedua orang tua Rita. Wajahnya tak secerah hari hari kemarin. Kali ini wajah Djohan sendu dan risau.

"Ayah...saya ingin membicarakan sesuatu," kata Djohan serak.
Burnama memandang Djohan sambil senyum senyum.

"Katakanlah,"

"Maafkanlah sebelumnya,ayah."

"Hai, kenapa malam ini kau nampak lain?"

Djohan terpaku. Dia tambah risau ditatap Burnama dan istrinya.

"kau pernah membuat kesalahan?" tanya Burnama.
Djohan menggeleng.

"untuk apa minta maaf?"

"Saya telah..," kata kata Djohan terhenti di kerongkongan.

"kau kenapa?" Burnama dan istrinya sangat serius.

"Saya telah menodai seorang gadis dan keluarganya menuntut agar segera mengawininya," kata Djohan risau.

Burnama dan istrinya terkejut bukan kepalang. Serentak Burnama bangkit dari tempat duduk dan menatap tajam Djohan. Sebaliknya Djohan tak berani memandang kedua orang tua Rita. Dia hanya tertunduk dalam himpitan perasaan risau.

"siapa nama gadis itu!" tanya Burnama.

"Marina."

"Yang pernah kau bawa kemari itu?"

"Ya, ayah."

"Aku tak setuju kau menikah dengan gadis itu!" tukas Burnama.

Djohan panik mendengar keputusan ayah angkatnya. Kali ini Djohan memberanikan diri memandang Burnama lalu berpindah ke istri Burnama. Tapi kedua orang tua itu memalingkan muka. Tak ingin bertatapan dengan Djohan. Tatapan Djohan mengandung rasa belas kasihan.

Burnama berjalan mondar mandir didepan Djohan sambil menghisap pipa rokoknya. Nampaknya Burnama ikut gelisah. Apa yg diharapkan selama ini bisa hancur berantakan. Akan sia sia menjodohkan anaknya dengan Djohan. Burnama ingin melihat anak gadisnya dapat hidup bahagia disamping Djohan. Maka Djohan sampai kini tak paham apa sebenarnya yg dikehendaki kedua orang tua angkatnya ini. Sampai Rita yg tinggal di Negeri Orang sudah mengetahui rencana kedua orang tuanya. Rita dengan gembira menyambut rencana itu. Sebab Rita mencintai Djohan. Djohan tampan dan memikat.

"Ayah, saya memohon kerelaan," pinta Djohan memelas.

"Aku tetap melarang!"

"Tapi..."

"keputusanku tak bisa dirubah!"

rasanya Djohan ingin menangis sejadi jadinya di depan kedua orang tua angkatnya. Memohon rasa belas kasihan. Kerelaan agar dia bisa mengawini Marina. Djohan sangat mencintai Marina dan Djohan terancam nyawanya jika tak mengawini gadis itu.

"Djohan, demi masa depanmu, turutilah kata ayahmu," Rosmari istri Burnama menasehati Djohan.

Dengan cara lemah lembut dan penuh kasih sayang, Rosmari membimbing Djohan masuk ke dalam bilik. Sikap Rosmari memang penuh perhatian terhadap Djohan. Sampai Djohan merasakan kasih sayang dan perhatian Rosmari melebihi ibu kandungnya.

"Djohan, sudah saatnya kau mengetahui segalanya," kata Rosmari lunak.

"saya tak paham selama ini,"


bersambung.,
Selama di perjalanan Djohan seram sejuk dengan cara Redo melarikan kereta. Ngebut di jalan raya dengan menyalip kereta lainnya. Djohan ikut tegang selama dalam perjalanan menuju ke rumah sakit.

Redo terus mengajak Djohan ke bilik pasien. Dalam hati Djohan bertanya-tanya apa yg telah terjadi pada diri Marina? Apakah dia telah nekad merencanakan bunuh diri? Atau ada lain hal yg mencemaskan?

Tapi belum sampai di bilik pasien, Djohan sudah disambut oleh kedua orang tua Marina.
Dengan bersikap tenang, Purba Ayah Marina mengajak Djohan ke sebuah tempat yg tenang.

"Sudah tahu apa yg terjadi pada diri Marina?" tanya Purba sambil menatap wajah Djohan tajam. Mata Purba bagaikan kilat yg menyambar nyambar ke wajah Djohan.

"saya belum tahu,pak."

sebuah tamparan melayang di pipi Djohan keras sekali. Djohan terhuyung huyung ke belakang. Lalu di susul tamparan yg bertubi tubi ke muka Djohan.

"Lelaki bajingan!!" herdik Purba geram.

Djohan mengusap usap pipinya bekas tamparan ayah Marina dengan ketakutan.

"kalau tak nak bertanggung jawab, kubunuh kau!!" ancam Purba geram.

"Saya... saya akan bertanggung jawab, pak."

"Benar?!"

"Benar, pak."

"Tengoklah penderitaan Marina. Dia sangat memerlukan rasa tanggung jawabmu!" perintah Purba.

"Baik pak."

Djohan berjalan menuju kamar yg dihuni Marina. Sebentar sebentar Djohan mengusap usap bekas tamparan ayah Marina yg ngilu.
Tangan Redo yg berjalan di sisi Djohan terasa gatal ingin pula menghajar pemuda itu.

Begitu Djohan melihat keadaan Marina sangat kasihan sekali. Perlahan lahan dikecupnya kening gadis itu. Bagai mendapat kekuatan, mata Marina membuka sedikit demi sedikit. Setelah terbuka lebar, orang orang yg mengelilinginya di perhatikan satu persatu.

"mama!" panggil Marina.

Ningrum segera memeluk Marina. Ibu dan anak ini sama sama menangis. Suasana seperti ini memeras perasaan yg melihatnya jadi turut bersedih.

"Ampuni kesalahan Marina, ma. Marina telah melanggar nasehat mama dan papa. Marina telah membuat malu kehormatan keluarga. Ampuni Marina ma..," ratap Marina di sela sela isak tangisnya.

"Papa dan mama memberikan ampun padamu,anakku. Cepatlah sembuh dan kembali ke rumah."

"papa!" panggil Marina.
Purba bergantian memeluk anak gadisnya.

"Ampunilah kesalah Marina, pa."

"Semua ini kesalahan papa dan mama, terlalu memberikan kebebasan padamu," kata ayahnya parau.

Di dalam pelukan ayahnya, mata Marina menangkap wajah Djohan. Pelan pelan Marina melepaskan pelukan pada tubuh ayahnya dan menatap Djohan dengan bengis. Di mata Marina terpancar kebencian dan dendam.

"Aku tak sudi lagi melihat tampangmu! Pergilah kau!" kata Marina penuh kebencian.

Tapi Djohan berjalan mendekati. Kedua matanya berkaca kaca sedangkan wajahnya nampak sedih. Bekas tamparan ayah Marina kelihatan membiru di pipi kanan Djohan.

"Marina...," panggil Djohan lunak.

Tapi Marina membuang muka. Dia tak sudi melihat wajah Djohan.

"Marina,kita akan segera menikah," kata Djohan.

Mata Marina tetap memandang kesamping. Dia benci melihat Djohan. Semua yg ada di ruangan itu hanya diam saja. Mata Redo sudah berkilat kilat memandang Djohan hampir tak berkedip. Djohan bagaikan pencuri yg ketangkap basah.

Hati hati sekali Djohan memberanikan diri memegang tangan Marina. Lembut dan penuh perasaan.

"Kau nak memaafkan aku?" tanya Djohan memelas.
Marina tetap tak bereaksi.

"Marina, kita akan segera menikah," ulang Djohan mantap.

Perlahan lahan Djohan menarik tangan Marina mendekat ke hidungnya. Lembut sekali Djohan mencium tangan Marina. Ciuman Djohan meluluhkan kebencian gadis itu. Marina menggerakkan kepalanya sehingga persis menghadap Djohan. Mata yg berlinangan air bening itu memandang wajah kekasihnya. Berbinar binar kebahagiaan. Djohan segera mencium kening Marina.

"Djohan...," panggil Marina lirih.

"Ya?"

"Benarkah apa yg kau katakan?" Djohan mengangguk mantap.

"Kita akan segera menikah," Ujar Djohan.

Perasaan yg bergejolak di dada Marina hampir tak dapat di bendung lagi. Ingin dia berteriak kegirangan. Ingin menangis sepuas puasnya guna melebur segala kedukaan yg dialami. Tapi yg dapat di lakukan Marina hanyalah memeluk Djohan. Air matanya berlinang dan bibirnya tersenyum bahagia. Apa yg diharapkan Marina akan menjadi.

Yang hadir di ruangan itu merasa lega hatinya. Lebih lebih kedua orang tua Marina. Mereka saling berpandangan dan tersenyum.

*****

ketika berada ditengah tengah keluarga Burnama yg berbahagia, perasaan Djohan bagaikan terhimpit.selama 3thn tinggal bersama keluarga paman Burnama banyak kemajuan yg di perolehnya. Masa kecilnya demikian menderita. Tapi agaknya kemiskinan yg mendera dirinya menjadikan Djohan berjuang melawan penderitaan. Jiwanya tabah dan ulet. Dia tak tahan akan penderitaan dan silau kemewahan.

Dalam usia muda, Djohan mencari nafkah untuk membiayai ke bangku sekolah lanjutan atas. Melalui perjuangan menjadi buruh pelabuhan mampu mengatasi kesulitan hidup. Berkat keuletan dan keberaniannya, membuahkan banyak pengalaman di bidang bisnis.

Bersambung..

Selasa, 21 Desember 2010

Sekedar Coret Coret,Tapi Perlu di Baca Biar semua Tahu!!!!

Seorang anak bertanya
pada ibunya tentang
bagaimana caranya menjadi
seorang penulis sejati
nampak sang ibu
hanya tersenyum simpul
sambil mengajak anaknya
menatap langit pagi yang
cerah seraya dengan lembutnya dia menjawab,

"anakku,cukup tanamkan di
dalam hatimu bahwa di atas
langit yg kau lihat ini
masih ada langit yg
lebih tinggi dan lebih luas
meski pun dirimu belum
pernah melihatnya,"

"kerna sesungguhnya
pemahaman ini akan selalu
membuatmu menjadi insan
yg lebih rendah hati dan,
bukankah rendah hati
adalah sebaik baiknya
pintu gerbang bagi jalan
masuknya ilmu dan inspirasi!"

"bersahabatlah dengan
kelebihan yg ada pada
dirimu agar kelak kau tak
mudah jumawa ketika di
puji,dan pula berdamailah
dengan kekurangan yg
ada pada dirimu agar kelak
kau tak mudah terhina
ketika di kritisi,serta berlapang dadalah dari
seburuk buruknya tabiat
yaitu gemar iri meng-iri
terhadap kelebihan orang lain,"

"kerna sesungguhnya
meski sehebat apa pun kau
merasa menjadi seorang
penulis kelak,di luar sana
akan selalu ada penulis-
penulis lain yg mungkin
jauh lebih hebat
darimu,jauh lebih arif dan bijaksana
serta jauh lebih
dapat mendekatkan diri kepada Tuhan_Nya,"

"menulislah dengan ikhlas
kerna ikhlas adalah
sebaik baiknya alas
tempatmu menulis,meski tak
semua tanggapan
pembacamu akan selalu
manis,namun ingatlah
ketika kau menjadi
pengabdi yg harus selalu
bersedia menerima segala
konsekwensi atas segala
karya yg kelak kau
ciptakan,di hadapan
manusia dan di hadapan Tuhan baik buruknya,"

Senin, 20 Desember 2010

Rahasia Lukisan Persia! 2

Linda mencoba mengingat apa yg baru saja dialaminya, sehingga sampai di ruangan yg masih begitu asing itu?

"Si.....siapa kau? Linda penuh ketakutan. lelaki dengan tubuh perkasa itu tersenyum. dia membungkukkan badannya, memberi hormat. Linda semakin mundur, menjauhi lelaki itu.

"Selamat datang di kerajaan ini!"
ucap lelaki misterius itu, dengan senyum ramahnya.

"kerajaan?" gumam Linda bingung. matanya memandang sekeliling ruangan.

"Kerajaan Persia! Yg berada dalam lukisan kau. sekarang, kau berada di dalam lukisan," kata lelaki misterius itu.

Wajah Linda terlihat pucat pasi. kembali matanya menelusuri sekitar ruangan. mungkinkah? atau orang itu hanya menakut nakutinya?

"Mungkin kau tak akan percaya, tapi itulah yg terjadi sekarang ini. saya yg memberi sinyal cahaya, agar kau dapat melihat. saya juga yg menuliskan HELP di kaca.berharap, kau bisa melihat saya di dalam lukisan ini. sudah sejak lama saya mencoba, tetapi setiap orang yg memiliki lukisan ini, tak pernah tahu akan sinyal yg saya berikan. Kau orang yg pertama kali mengetahuinya!"
lelaki itu memperlihatkan lentera yg digunakannya. bukan tak mungkin! sinar yg Linda lihat, memang berasal dari lentera itu. jadi, memang benar? cahaya yg dilihat Linda itu, berasal dari dalam lukisan?

"namaku adalah Darius, prajurit Raja Xerxes dari kerajaan Persia,"

lelaki yg mengaku bernama Darius itu, duduk bersimpuh di lantai. Entah mengapa? ketakutan yg menyelimuti Linda, menghilang begitu saja! Linda ikut duduk berhadapan dengan Darius. berharap lelaki misterius itu bisa menjelaskan apa yg sedang terjadi padanya.

"tahun berapa ini?" tanya Darius mencari tahu.

"Tahun 2010! Tapi..... Bagaimana kau bisa berada dalam Lukisan ini?" Linda masih penasaran.

"Aku adalah Prajurit Kerajaan Persia. setelah wafatnya Raja Xerxes, kerajaan Persia menjadi lemah. itu terjadi ditahun 430 SM. kemudian, datanglah Alexander Agung, raja Yunani, yg datang menyerang dengan ribuan tentaranya. kami kalah! Semua prajurit bangsa kami yg masih hidup, ditahan dalam penjara bawah tanah. Dan yg sudah mati, mayatnya ditaruh di atas menara,agar mayat habis dimakan burung," katanya.

Linda mulai sedikit mengerti. dia pernah membaca di buku sejarah, bangsa Persia mempunyai kepercayaan Zoroaster,yg kemudian diperbaharui oleh Zarathusytra.
Kepercayaan tersebut, menganggap bahwa tanah dan api adalah suci. Oleh kerna itu, mayat tak boleh dibakar atau dikubur. karena akan mengotori tanah dan api, yg begitu sucinya. Mayat harus ditaruh di atas menara, agar habis dimakan burung.

"Lalu terjebaknya kau di sini?"

"Bukan terjebak! Lebih tepatnya, aku di selamatkan oleh Ormuzd,"

"Ormuzd?" Linda mengernyitkan dahinya tak mengerti. sungguh dia tak mengerti dengan ucapan Darius. Siapa Ormuzd? Untuk apa dia menyelamatkan Darius?

"Kau tak tahu? Ormuzd adalah Dewa kebaikan."

Linda ingat sekarang! Bangsa Persia memang menyembah tiga dewa. Ahura yg lebih dikenal dengan nama Ormuzd adalah dewa kebaikan, Anggora Mainyu atau Ahriman adalah dewa jahat! Sedang Ahura Mazda, merupakan dewa yg bisa memberikan kebahagiaan kekal. Tapi, apakah dia harus cepat percaya dengan cerita lelaki yg mengaku bernama Darius itu?.

"Alexander Agung, menganggapku sudah mati! Tubuhku diletakkan di atas menara kerajaan, bersama mayat yg lain. Tapi, Dewa Ormuzd dengan kebaikanya telah menolongku. Aku diberi kehidupan kekal dalam lukisan kerajaan Persia ini."

"Lalu, tulisan di bawah lukisan I WILL HELP YOU WITH ALL MY LIFE, apa maksudnya?" Linda mencari tahu. Darius tertawa kecil, penuh misteri.

"Itu adalah lukisan yg membawamu masuk ke dalam lukisan ini! Kau tahu artinya?" pertanyaan Darius membuat Linda mengerutkan alisnya.

"Aku akan menolongmu dengan seluruh hidupku," jawab Linda cepat.

Darius kembali tersenyum penuh misteri.
Tiba tiba, sebuah sinar putih kebiruan yg begitu menyilaukan mata,menerobos lewat jendela. Linda menutupi matanya dengan kedua telapak tangannya. Darius berdiri, perlahan dengan langkah mundur, lelaki itu mendekati jendela.

"Dengan ucapanmu itu, kau telah menolongku! Membebaskanku dari lukisan, menikmati dunia nyata! Dan menukarnya dengan seluruh hidupmu! Kau akan terus hidup dalam lukisan ini!
Sampai ada orang lain yg akan menolongmu, dan menukar kehidupanmu dengan seluruh hidupnya!" ucap Darius seakan memberi kutukan.

Sinar yg menerobos lewat jendela, menarik Darius keluar. Linda tercengang! Kegelapan kembali menyelimuti, seiring dengan pudarnya sinar itu. Tidak! Ke mana laki laki itu? Apa yg dilakukannya? Linda berlari ke arah jendela, apa yg dilihatnya membuatnya semakin tercengang. Di luar jendela lukisan, Linda melihat biliknya! Dan meja belajarnya! Tempat tidurnya! Dan juga, Darius dengan senyum penuh kemenangan! Detak jantung Linda semakin memburu. Ya Tuhan! Dia benar benar terjebak dalam lukisan Persia! Dan ini sama sekali bukan mimpi!

*****:) :-)******

Sabtu, 18 Desember 2010

Rahasia Lukisan Persia! 1

Akhir akhir ini,Linda merasa tertarik membaca sejarah tentang bangsa Persia.kini,lebih dikenal dengan nama iran.Tentang kisah kerajaan persia,yg terletak di muara sungai Eufrat dan Tigris.
Alasanya mempelajari sejarah bangsa itu,awalnya kerna merasa tertarik dengan sebuah lukisan,yg baru saja dibeli papa di sebuah pameran lukisan.papa cakap,lukisan itu berasal dari persepolis,sebuah kota di persia.

Malam itu,Linda mempelajari buku sejarah bangsa Persia.Siang tadi,Linda meminjamnya dari perpustakaan kota.saat asyik dengan bacaanya,Linda merasa perutnya lapar.dia meninggalkan biliknya.Gadis 17thn itu,bermaksud menuju ke arah dapur.dipandanginya jam dinding rupanya sudah jam sepuluh malam.papa dan mama,belum juga pulang dari pesta pernikahan anak uncle Herlambang.

Ketika sampai di ruang tengah,langkah Linda terhenti.dia seakan melihat ada setitik cahaya di dalam lukisan Persia,begitu Linda menyebutnya.lukisan itu berupa lukisan sebuah kerajaan persia yg megah.kerna di dorong rasa ingin tahu,Linda membelokkan langkahnya mendekati lukisan.tapi percuma!

Beberapa saat menunggu,setitik cahaya itu tak nampak lagi.apakah dia salah lihat?kerna rasa penasaran yg menggelitik pikiranya,Linda jadi kehilangan rasa laparnya.Dilepasnya lukisan itu dari dinding ruang tengah.kemudian,dibawanya menuju bilik tidurnya.dipasangnya lukisan Persia itu,di dinding tepat di samping tempat tidur.Linda memperhatikan garis garis lukisan itu,dengan seksama.dia benar benar kagum!dengan sentuhan lembut warnanya,yg dioleskan terlihat begitu kontras.Benar benar punya nilai artistik yg begitu tinggi!

"pelukisnya pasti seorang yg hebat!"
pikirnya.

Rasa ngantuk tiba tiba menyerangnya.Linda tak bisa lagi menahan matanya,yg seakan akan di gantungi beban berkilo kilo beratnya.sampai akhirnya ia tertidur dengan membawa rasa penasaran di hatinya.

Entah berapa lama Linda tertidur.begitu terjaga,Linda mengerjapkan matanya.sebuah sinar menyilaukan,menerpa wajahnya.saat matanya benar benar terbuka,apa yg dilihatnya? sungguh membuatnya tak percaya! sinar itu,berasal dari dalam Lukisan Persia!
Cepat Linda bangkit,kemudian menghidupkan lampu.Linda mendekati lukisan persia,di perhatikannya lukisan kerajaan itu.Dari sebuah jendela kerajaan,di dalam lukisan itu,ada secercah cahaya yg begitu terang.

Linda metajamkan pandangannya,kecil sekali sinar itu!
Linda langsung teringat,pada kaca pembesar yg di pakainya untuk pratikum Biologi besok pagi.diambilnya kaca pembesar itu,dalam begnya.dengan kaca pembesar itu,Linda mengarahkanya ke asal titik cahaya itu.
Dan yg terlihat disana,sungguh membuat dirinya kembali terkejut!
Di jendela itu,ada bayangan orang melambaikan tangannya.

Bahkan di kaca jendela,ada sebuah tulisan "HELP" . Linda mengatur nafasnya yg memburu cepat. Tiba tiba cahaya itu meredup, kemudian semakin menghilang. Dengan kaca pembesar, Linda menelusuri setiap detail lukisan.
Usahanya tak sia sia! Kerna di bawah lukisan itu, Linda menemukan ada rangkaian huruf, yg terangkai menjadi kalimat, entah bahasa apa?! Linda mengambil kertas dan pulpen di atas meja belajarnya, kemudian menulis rangkaian huruf itu di atas kertas.

"I LLIW PLEH OUY HTIW LLA YM EFIL."

setelah selesai, Linda memperhatikan hasil coretannya.

"Bahasa apa ini? Apa mungkin bahasa persia?"

Linda mengarahkan pandangannya ke arah jam dinding biliknya. Sudah jam 12 malam! Linda terus memutar otaknya,memecahkan sandi tulisan itu. Tiba tiba saja muncul ide di otaknya.
Bodoh sekali! Itu bukan bahasa persia! Tapi kalimat yg dibaca dengan huruf terbalik. Cepat, Linda menyusun kembali huruf huruf itu. Setelah beberapa saat,gadis itu tersenyum lega.
Memang itu bukan kalimat dari bahasa persia, tapi bahasa inggris. Linda membaca hasil coretannya perlahan.

"I WILL HELP YOU WITH ALL MY LIFE!"

tanpa di duga, tiba tiba saja, lukisan persia itu mengeluarkan cahaya yg begitu terang! Linda merasakan tubuhnya tertarik ke dalam lukisan. Tubuh Linda semakin terseret ke dalam sebuah lorong yg gelap. Kemudian jatuh di sebuah ruangan, yg terlihat begitu asing di matanya.
Penataan ruang itu begitu artistik, penuh dengan nilai seni yg tinggi. Pasti penghuninya bukan orang sembarangan! Mata Linda menelusuri setiap detil ruangan. Meja panjang dan kursi besar, dengan ukiran yg terlihat begitu unik. Rak buku mengelilingi seluruh ruangan. Kini, pandangan Linda tertuju pada sebuah jendela. Linda terbelalak, saat melihat jendela yg salah satu kacanya bertuliskan "HELP".
Persis seperti apa yg di lihatnya tadi sewaktu masih berada di biliknya.

"selamat datang!"

sebuah suara bariton lelaki,mengejutkan Linda. Cepat Linda berdiri, di depannya berdiri sosok lelaki gagah ! Dengan baju semacam baju kaisar kerajaan zaman dulu. Seperti yg dilihatnya dalam film film kekaisaran kuno. Linda mundur selangkah, tiba tiba ada ketakutan menyergap hatinya.
Dia tak mengenal lelaki itu. Siapa dia? Mengapa ada di sini?.

***bersambung..

Kamis, 09 Desember 2010

PLAGIAT! 2 End

Sekitar dua bulan lalu,aku melihat sebuah majalah mode milik temanku.Aku menemukan foto seorang model yg sangat cantik dengan rambut cokelat tua dan highlight pirang di beberapa bagian luarnya.

Cepat cepat aku menelepon salon langgananku dan menanyakan berapa uang yg kuperlukan untuk mendapatkan model rambut seperti yg kulihat di dalam majalah mode tersebut.

Setelah kuperhitungkan dengan cermat,aku baru bisa meniru gaya rambut sang model di majalah mode itu dengan menyisihkan uang belanjaku dan menyimpan gajiku sebagai cikgu les siswa SMA selama dua bulan.Dan itulah yg kulakukan sampai aku bisa mendapatkan rambutku yg sekarang ini.Rambut yg ditiru oleh Sherly,si brengsek itu.

***

Aku membuka mataku.Di belakang keretaku,sebuah truk pick up membunyikan klaksonnya keras keras.Cepat cepat kulepaskan rem tangan dan kutancap gas.Saat itulah aku melihatnya,sesuatu yg aku perlukan saat ini.sesuatu yg dapat membuat Sherly jera/kapok.

Aku menyalakan lampu sen dengan cepat dan membelokkan keretaku.Klakson tanda protes kuterima dari para pengemudi kereta yg tak menerima tindakan semena menaku itu.tapi aku tak peduli.Aku harus melakukan ini sekarang.

***

Aku tak peduli lagi.Uang belanjaku sudah habis,gajiku selama dua bulan sudah terbuang percuma,dan sekarang bapak bapak yg sedang duduk di bangku sebelahku menatapku tanpa kedip.Aku menahan napas.Bau asap rokok yg bercampur dengan debu asap knalpot yg masuk ke dalam ruangan ber-AC itu ketika seorang anak laki laki membuka pintunya dapat kucium dengan jelas.

Aku memejamkan mataku.Aku masih tak habis pikir bagaimana mungkin Sherly bisa melakukan hal itu.Aku saja memerlukan waktu dua bulan untuk bisa mendapatkan rambut idamanku ini.Dan dia?kurasa dia merengek didepan mama-papa seperti biasanya agar bisa mendapatkan uang sebanyak itu.Ya..mungkin saja.Bagi orang seperti Sherly,semuanya memang mungkin.

Tapi aku tak peduli.Aku memandang rambut idamanku untuk yg terakhir kalinya melalui kaca besar di hadapanku.Aku memejamkan mataku sekali lagi dan mencoba menyakinkan hatiku.Aku harus melakukan ini.

***

Aku memandang puas melalui kaca spion keretaku.Rambut idamanku sudah tersapu di lantai kotor Barber Shop tempatku menggundul kepalaku tadi.Tapi aku tak menyesal.Aku seperti merasa puas.Benar benar puas.

Hah!sekarang Sherly pasti tak bisa mengikutiku lagi.Mana berani dia melakukan apa yg baru saja aku lakukan ini?
Sambil membayangkan ekspresi wajah Sherly ketika melihat keadaanku yg sekarang ini,aku menancap gas dan menuju rumah.

***

"Aku pulang,"teriakku lantang.
Semua beban terasa lepas dari pundakku.

"Ya ampun,kakak!"
suara yg kukenal dengan baik itu terdengar dari arah belakangku,membuat tubuhku menegang.

Aku berbalik dan melihat Sherly menggunakan kaos merah dan celana jeans,persis seperti yg sedang aku pakai sekarang.Aku mengelus kepala gundulku dengan senyum kemenangan.

Aku memperhatikannya sejenak.dia memakai sebuah bandana merah di atas rambutnya yg hitam.

"kau...ngecet rambut kau lagi?"tanyaku sinis.

Dasar!Tau begini,aku tak usah menggundul kepalaku tadi.Tapi tak apalah,dengan begini,Sherly tak akan bisa meniru gayaku lagi.

Sherly menggeleng pelan."Aku nyesel sama apa yg aku perbuat selama ini.Aku sadar mungkin semua yg aku lakukan untuk bisa seperti kakak udah ngebuat kakak kesal."

Aku tersenyum kembali.Aku menikmati saat saat penuh kemenangan ini.

"Lalu?"

Sherly menunduk.

"Aku...aku...aku ngelakuin ini,Kak,"katanya sambil menarik rambutnya.

Sesaat aku bingung.Namun,tubuhku tersentak ke belakang ketika menyadari,Sherly sedang memegang sebuah Wig.
Seluruh tubuhku lemas dan pandanganku semakin kabur ketika aku melihat kepala gundul Sherly.

***tamat***

apa ekk pesan moral dr cite ini??ekekeke pakai pesan moral segala.!
Aku melangkah kesal ke arah garage.Kubiarkan pintu dapur terbanting dengan keras di belakangku.Cepat kutekan tombol merah yg membuat keretaku mengeluarkan bunyi "beep" dua kali dan aku pun masuk ke dalamnya.
Kututup pintu keretaku dan kupukul stirnya dengan keras.

Aku sudah Muak! Muak! Muak!
Aku menyalakan mesin dan menjalankan keretaku ke arah jalan raya.Aku tak tahu ke mana aku akan pergi.Tapi itu tak penting.
Aku nak ke mana saja asalkan jauh dari rumahku,di mana si brengsek itu berada.
Pasti kini dia sedang berdiri di depan kaca,mengagumi model rambutnya yg baru.

Aku menghidupkan tape kereta dan menyetel volumenya dengan nyaring.aku ingin melupakan semua kepenatan ini.
Aku muak !

***

Namaku sheila,dan aku mempunyai seorang adik yg bernama sherly.perbedaan umur kami yg hanya satu setengah tahun,kemiripan kami secara fisik,dan nama kami yg memang hampir sama,membuat orang orang menyangka kami ini kembar.tapi sebenarnya,kami sangat berbeda.Aku yg tidak terlalu tinggi dan agak gemuk memiliki rambut ikal sebahu yg kuwarisi dari papa,sedangkan Sherly persis seperti mama,tubuhnya tinggi semampai dan rambutnya lurus sepinggang.Kulitnya juga lebih putih di bandingkan kulitku yg sawo matang.Hidungku agak pesek,sedangkan hidung Sherly mancung.mataku bulat,sementara mata sipit Sherly membuat unsur oriental di wajahnya semakin menonjol.tapi secara keseluruhan,kami mirip.begitu pendapat orang orang.

Semenjak kecil,mama selalu mendandani kami dengan baju baju dan aksesori yg serupa.tak hanya itu,mama selalu membelikan kami sepatu dan beg yg sama.Bahkan,pakaian dalam kami pun sama jenis dan warnanya,hanya ukuranya yg berbeza,itu pun tak terlalu jauh bezanya.

Aku masih bisa menerima hal itu,kerna sebetulnya aku bangga juga di anggab kembaran Sherly,mengingat dia begitu cantik.

Namun,ketika mama sudah tak begitu ambil berat lagi dengan apa yg kami pakai,kebiasaan masa kecil kami sudah tak bisa diubah,terutama dari pihak Sherly.dia mulai membeli apa yg aku beli dan meniru gaya berpakaianku.Awalnya,hal itu membuatku tersanjung.Aku merasa menjadi semacam contoh baginya.Dan aku menjadi lebih menyayanginya.tapi lama kelamaan,dia mulai mengikuti caraku berjalan,caraku bicara,dan caraku tertawa.Dan juga,dia memakai obat gigi,sabun dan shampoo yg sama denganku.Aku tak pernah punya wangi khas seperti teman temanku yg lain,kerna Sherly menggunakan parfum yg sama denganku.

Yg paling mengejutkan bagiku adalah bagaimana dia bisa belajar di kolej yg sama denganku.Bukannya merendahkan,walaupun Sherly adik kandungku,tapi kemampuan belajar kami jauh berbeda.Aku lulus dengan nilai tertinggi di SMA dan mendapatkan tempat otomatis di sebuah Universitas terkenal.Namun,Sherly ternyata juga bisa masuk Universitas itu,walaupun nilai examnya pas-pasan,ia berhasil melewati test di kolej.

Semenjak itu,kelakuannya semakin menggila.dia meminta sebuah kereta Honda jazz silver seperti yg papa belikan untukku setahun lalu.dia juga mengeriting rambutnya dan mengganti handphonenya dengan handphone yg sejenis denganku.Dan yg paling aku risaukan,ketika dia berkata,dia ingin mencari seorang lelaki seperti Ferry,kekasihku.

***

Aku menekan klakson dengan keras.Gila,makin hari jalan raya semakin macet saje.

Aku memandang sekeliling jalan untuk mencari ruang berputar arah.Nihil.sekelilingku penuh dengan kereta berbagai jenis,ukuran dan warna.semua itu membuat kepalaku semakin pening saja.

Huh! Orang orang di dalam kereta itu berlomba lomba mendempet dempetkan kereta mereka dan berusaha untuk tak meninggalkan tempat sekecil apa pun bagi orang orang di sekeliling mereka.Mereka semua egois.pantas saja manusia sudah menjadi gila semuanya.

Aku menyenderkan tubuhku dengan pasrah ke arah jok keretaku yg empuk dan memperbesar volume tape.
Kenapa hidup ini begitu memuakkan?

***

"kak..,kakak.."

suara lembut Sherly mengejutkanku yg sedang membaca sebuah novel terbitan inggris dengan posisi tengkurap di atas tempat tidurku.aku mendengus kesal.Aku tahu,pasti ada maksud di balik nada suaranya yg merayu itu.

"Ada apa?"tanyaku kesal tanpa menolehkan pandangan dari buku di hadapanku.

Sherly menghampiriku."Aku...cantik tak?"

Aku mengerutkan kening.pertanyaan macam apa itu.

"kak...lihat sini,! lihat...Sherly cantik tak,kak?"tanya Sherly manja sambil duduk di hadapanku.

Sekali lagi aku mendengus.kulipat halaman buku yg sedang kubaca dengan perlahan dan aku juga menoleh ke arah adikku.

"Oh my God! Apa apaan ini???"

aku menggosok gosok mataku,tak percaya akan pemandangan yg baru saja kulihat di depan bilikku.

***

bersambung.....

Senin, 06 Desember 2010

Cerpen: 1.000 x 1 ! 2 End

Pandangannya belum juga beralih dariku.
Mungkin agak seperti jual mahal,kerna aku lebih sering membuang muka setiap berpandangan denganya.
Aku harus menghindar.
Telah menjadi ketetapan hati,untuk tidak tergoda lagi dengan cintanya.
Aku tak ingin terluka lagi.cukup seribu kali aku terluka oleh wanita yg sama.
Sakitnya lagi,seribu luka itu,dengan penyebab yg sama.
Cemburu buta!bukan pada satu orang wanita,tapi mungkin juga telah genap seribu nama wanita yg selalu di angkat untuk di gaduhkan.

Dia membisu.tapi telah jelas bagiku,jika kehadiranku di inginkanya lagi.Andai saja,luka yg kemarin bukanlah luka yg keseribu,aku tak'akan pernah tega membuatnya kecewa.
Sering terluka,tak hanya membuat hatiku sakit,tapi sekaligus merasa tak punya harga diri.
Mungkin dilaksanakan dermaga yg bisa dan kapan saja akan di tempatinya berlabuh.
Sial baginya malam ini,dermaga itu akan membuat harapannya kandas.

"kau percaya jika kukatakan bahwa aku masih mencintai kau?"

ini untuk yg pertama kalinya,dia mengungkapkan cinta lebih dulu.
Biasanya,setiap habis pisah,dia cukup melantunkan sesal atas kejadian kemarin,dan akan kusambut dengan mengungkapkan cintaku yg masih tersisa untuknya.
Mungkinkah ini berarti,dia benar benar masih mencintaiku dan akan menaklukkan ego untuk mempertahankan cinta kelak?aku mencibikkan bibir sebagai jawaban.

"Aku selalu percaya jika kau masih menyisakan cinta untukku.Yg tak pernah kuyakini,kita bisa mempertahankan sisa cinta itu,agar tak terbakar cemburu.."

"Bukankah cemburu tanda cinta?"potongnya

"itu berarti badai yg memisahkan kita selama ini,bukanlah cemburu..."

"tapi?"potongnya lagi.

"Fitnah mungkin,atau mungkin ketidakpercayaan antara kita,"

pipinya yg tadi putih dengan olesan bedak tipis,kini berair.Aku tak boleh ikut menangis.
Meski untuk tertawa atau pun tersenyum bahagia,sungguhlah tak wajar.
Dia pernah kucinta,tak ingin aku berdendam dengan menertawai kesedihannya.

Aku baru saja ingin membantunya,menyeka air mata,buru buru dia hapus sendiri.
Firrina datang lagi,di antara kami.

Tanpa sadar,kami telah menjadi tamu terakhir yg belum balik.Rangkaian acara ultah Ferrina,terlewat tanpa sadar.
Tergilas cerita masa lalu yg mengiris kalbu.

Aku baru sadar kini,kedatanganku ke pesta ultah Firrina,sekaligus untuk menunjukkan perhatianku pada Ferrina.Aku mencintainya!

"Aku belum mengucapkan selamat ultah,"ucapku sambil mendekati.

Aku berharap,Ferrina tak menghindar saat kedekatanku semakin merapat,sambil mengeluarkan kalung putih yg dari tadi tersimpan di saku celanaku.

"selamat ulang tahun."

Ekor mataku menangkap sosok Heleena terluka cemburu.
Firrina sedikit gementar,meski tak kuasa menolak kalung yg baru saja kulingkarkan di lehernya.

"Aku mencin..."

"Steven..!"
Firrina yg memotong kalimatku.

Heleena kulihat bisu dalam beku.

"Aku mencintaimu,"ulangku lagi

"kau adalah wanita yg keseribu satu yg menjadi penengah cintaku dengan Heleena.tapi yakinlah,seribu wanita yg pernah hadir sebelum kau,hanyalah nama.
Tak satu pun pernah hinggap di hatiku.seolah hanya di angkat untuk di gaduhkan,untuk menjadi pembakar cemburu.kau yg terakhir,terakhir setelah Heleena!"

Firrina tak berani menatapku,juga pada Heleena.Dia lebih memilih melangkah masuk bilik tanpa pernah berbalik.

Saat aku berbalik ke arah Heleena,pipinya yg tadi berair,kini semakin basah.

"ma'afkan aku,Heleena!Aku mencintai Firrina.kuyakin dia tak'akan menerimaku,tanpa seizin kau.
Kuharap kau bisa membantuku.demi cintaku,demi menghindar dari luka yg akan semakin menyakiti hati kita.Biarkan Firrina,hadir sebagai orang yg keseribu satu,yg membuat kau cemburu.luka untuk kita cukup seribu kali.!"

kulihat benci berkobar di matanya.Aku mengangguk memintanya faham.
Kobaran itu kulihat reda.Meski berat,kulihat langkahnya tetap terayun masuk ke bilik Firrina.seberat hatiku,untuk melukainya dengan menyatakan cinta pada sahabatnya,di depan matanya.

Aku tak perlu mendengar jawaban Firrina malam ini.keceriaanya setiap kuhubungi lewat telepon,cukup menjelaskan jika dia juga mencintaiku.Heleena yg menjadi penghalang kami juga,kini telah tunduk untuk terluka lagi.
Untuk yg keseribu kali.***

...tamat...

Cerpen: 1.000 x 1 ! 1

Tak pernah kuharap,malam ini kudapatkan lagi sosoknya.Seolah tak ada yg berubah,kecuali rambut sebahunya yg kini telah rata dengan tengkuk.Aku segera menghindar darinya,kutakut akan menampakkan diri jika aku telah di lukainya.

Dia kini menancapkan tatapan kearahku.Kuberi senyuman pada dia,dia membalas senyumanku,semakin kuyakin jika tak ada yg berubah pada Helena chan.Senyum itu masih manis.

Sebagai lelaki,aku yg harus mendekat.tapi,kutunggu beberapa menit,bukan tak mungkin,malam ini,di pesta Ultah Firrina,dia menunggu seorang lelaki untuk menemaninya.Jika itu terjadi,masihkah aku berhak terluka,atau di wajibkan untuk bahagia?

Aku harus bahagia!itu yg harus kulakukan sebagai mantan.Mantan yg baik.Bukan mantan yg masih menyisakan cinta!

"Aku tak sangka,kau masih nak datang di pesta Firrina."

Dia datang menyapaku duluan.Sesaat,aku hanya bisa tersenyum.

Firrima memang kukenal lewat Heleena,saat masih pacaran dulu.jadi menurutku,kalaupun aku dan dia harus pisah,Firrina tetaplah sahabatku.lebih dari itupun,mungkin wajar.

Andai aku tahu dia akan datang,aku perlu berpikir dua kali untuk datang di pesta malam ini.Bukan untuk menghindar,tapi sebelum berpisah dulu,telah di sepakati,tak boleh ada pertemuan,kecuali pertemuan tak di sengaja.

Kesepakatan yg pahit memang,tapi itulah yg terbaik,sekaligus mengisyaratkan jika keputusan berpisah bukan akhir dari segalanya.
Masih ada yg harus terjalin setelah cinta terkoyak.Tak ada larangan untuk saling tegur sapa,jika kelak bertemu kemudian.seperti malam ini.

"sendiri?"tanyanya lagi.

Aku mengangguk.mungkin kerna dia juga datang sendiri,hingga memantapkan keputusannya untuk duduk satu meja denganku.aku masih terdiam.
Sukar kuputuskan,apa yg harus kulakukan di depannya.kecut,pahit atau manis?tapi,yg bermain di hatiku,kurasakan ada bekas luka yg hendak mengering,lalu tersentuh tanpa sengaja.Tak sakit,tapi berasa!

Bekas luka itu,pernah kucoba rawat sendiri.Bukan sekali.Mungkin seribu kali.tapi selalu saja terluka lagi,oleh orang yg sama.Heleena chan!

"Heleena!"

Tanpa sadar,aku menyebut namanya.Aku bahkan belum menatap wajahnya,meski kuyakin dia telah mengamati setiap pori pori wajahku,dari tadi.

"kau belum punya kekasih?"

cepat dia mengangguk.itu berarti,aku harus mulai berperang dengan perasaanku sendiri.
Kembali atau bertahan dengan kesendirianku?Akh,aku tak perlu berperang.kesendirian yg sekian lama,harusnya membuatku sadar bahwa ada kedamaian yg menyusup bila kupilih sendiri,daripada harus kembali pada Heleena,lalu mempertahankan ego masing masing.Bergaduh dan terluka lagi.

"kau juga masih sendiri?"

Aku mengangguk,setelah terdiam beberapa lama.

"Aku selalu berpikir,seribu kali kita berpisah lalu bersama lagi,menandakan bahwa perbedaan yg ada di antara kita,memang harus di satukan."

"perbedaan apa?tentang kau yg suka teater,menganggap lawan main kau di teater adalah sahabat sejati,sampai di luar panggung teater,kau tetap memperlakukanya mesra,dan aku yg penulis,selalu kau cemburui setiap aku menulis nama cewek dalam cerpenku."

Dia menghela napas panjang.
Menatap sekeliling,seolah ingin menyadarkanku jika kami berada di tengah pesta.sebaiknya memperlahan suara!

"Aku dan Hendri,hanya teman seprofesi.
sering di pasangkan untuk berperan sebagai dua sejoli,setiap ada pertunjukan.."
"Lalu kau menganggap,Aimah,Rita,Intan dan semua cewek yg pernah kupakai namanya dalam cerpen fiktifku,adalah kekasihku?selingkuhanku?"

"tapi tokoh yg kau sebut namanya itu,benar benar adakan?"

"Tak perlu kujawab.kita tak ada hubungan apa apa lagi?"kataku sinis.

Aku masih ingin bicara.tapi,Firrina datang membawakan dua gelas softdrink.kuteguk sebelum di persilakan.

"kalian datang untuk pesta ultahku,atau rendezvous?"
goda Ferrina.

Heleena dengan sigap memberinya kecupan dan ucapan selamat.
Aku masih bertahan membisu.Hanya tanganku yg masuk ke saku samping celanaku,untuk memastikan bahwa kado untuk Firrina,tak hilang.sebelum kuputuskan untuk memberikan kado itu,Firrina terlanjur pergi dengan alasan tak ingin mengganggu kami berdua.

"Aku yg meminta Firrina untuk mengundang kau kepestanya malam ini,aku rindu bertemu dengan kau"

aku meneguk air liur,itu berarti,dia telah melanggar perjanjian untuk tak bertemu kecuali pertemuan tak di sengaja.padahal,tanpa diundang pun ,aku tetap datang.Aku hapal betul Ultah Ferrina.

======>bersambung...ekekekeke...mcm tdk best.!!!

Sabtu, 04 Desember 2010

Pieces Of A Memory ! 3 end

Sesosok pembawa lentera datang dan menerangi bilik bilik hatiku yg babak belur saat ini.pelan kudengar kata katanya yg lembut nan bersahaja.

"Bibit Cinta tak kan pernah bersemi
Jika bukan kita yg menyemainya sendiri
cinta kan tumbuh dan mekar dengan indahnya,
kala kita nak dengan kerelaan hati tuk memupuknya selalu

Merawat dan memberikan perhatian yg lebih
Namun,setelah kita tahu akan kenyataan ini...
Dan sadar akan hakikat cinta yg sebenarnya,
maka kita kan mampu tuk palingkan wajah dari cinta
Yg dipondasikan oleh nafsu semata,
itu pasti.
Pernahkah kau dengar kata kata ini???

Kau gila kerna orang yg kau cintai
memang cinta buta lebih parah dari gila
orang tak bisa sadar kerna cinta buta
sedang orang gila bisa terkapar dan tak berdaya.

"Sven...Dareka wo omotte naita,yoru ni saita daia no hana=(Bagaimanapun juga,rasa itu pasti akan hilang.menguap di keheningan malam,bersama aroma bunga bunga berlian)"

kusimpan baik baik perkataanya dalam file otakku.
Namun aku hanya bisa membatin,mencerna kata kata itu,I DON'T KNOW...I DIDN'T EVER KNOW...

{}15 juni 2010
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Angin,semenjak itu,kata kata tersebut selalu terngiang di gendang telingaku.Ternyata sang pembawa lentera itu adalah Tatsuya Fujiwara Sensei,salah 1 cikgu yg sempat melihat kebodohanku,kala aku mengungkapkan cinta pada empu langit biru.

Dialah lentera yg membimbingku agar aku kembali mencoba kepakkan sayap cintaku,tapi kali ini hanya untuk si empu langit biru.

Aku kemudian semakin dekat dengan Tatsuya Fujiwara Sensei yg mengenalkanku pada islam.Agama yg menarik.sampai di kelulusanku,Juni 2009 silam,Tatsuya Fujiwara Sensei menitipkan selembar kertas biru padaku.
Katanya,aku hanya boleh membukanya saat aku berusia 19 Thn.

Kini...tibalah saat itu.kubuka lipatan kertas biru yg hampir genap 2thn mendekam dalam diaryku.Lembar biru itu tak terisi penuh dengan kata kata,hanya beberapa bait kalimat....

Angkatlah pandanganmu pada wanita
Yg amal shalih adalah maskawin mereka
Bisikkan pada jiwa tentang cinta pertama
Mencintai mereka adalah niaga yg laba
Berusahalah untuk mendapatkan mereka
Jika ada jalan dan telah tiba saatnya.

Aku menghirup udara terakhir pantai sebelum beranjak sambil tersenyum pada bayangan Tatsuya Fujiwara Sensei di ingatanku.
Aku berterimakasih padanya.
Ya,aku sadar sekarang,momoritai mono ga arunda,mou nidoto,nidoto ushinawanai youni..(sekarang,ada sesuatu yg ingin kulindungi,,,tak akan,aku tak akan nak kehilangannya untuk yg ke-2 kalinya.)

***tamat***

terimakasih To Emily haruki fieka all information 'bout japan.

Buat yg tdk faham citenya,silakan baca dari bab awal semoga membantu...
Kalau tdk faham juga,tdk tau nak cakap apalagi ekekekeke..

Pieces Of A Memory ! 2

Aku berhasil menemukan rumah Rizuki yg megah.Rumahnya berwarna campuran antara coklat tua,coklat muda,dan merah bata,serta diapit oleh 2 pohon momiji(mapple) rindang di kanan kiri rumah.

Setelah mencocokkan no rumah yg terukir di pagar betonnya,aku memencet bel pagar beberapa kali dan menunggu.Akhirhnya,setelah 3 menit berlalu,sebuah kepala menyembul dari pintu masuk rumah dan wajah Rizukilah yg menyambutnya.Rizuki membuka pintu pagar.kubungkukkan badan.

"konnichiwa, hajimemashite,watashiwa Sven Kuwabara=(selamat siang,nama saya Sven Kuwabara).Aku menemukan wallet ini di halaman sekolah.milik awak?"

kuserahkan wallet biru itu.wajah bingung Rizuki berubah seronok.

"Hantoo ni!=(ya,betul!) ini emang walletku"
Rizuki melemparkan senyuman manis.

Oh!benar benar buatku tergila gila!

"Ohairi nasai!=(masuklah)"Rizuki menawarkan.

"Oh...Doo itashimashite..isoide imasu..=(terimakasih,saya buru buru)"

Aku tersenyum,membungkukkan badan dan pergi.

"sayonara!"

Aku masih mendengar teriakan Rizuki.sejak saat itulah aku mengaguminya.

{}30 Mei 2008
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

cuti musim panaspun tiba.Aku berharap,aku bisa menjalankan planing planing yg sudah kususun sebelumnya untuk mengisi cuti ini.tapi nyatanya,aku hanya bisa menertawakan diriku sendiri.yg kulakukan saat ini hanya melahirkan bait bait puisi.

Begitu banyak untaian untaian kata indah yg kurangkaikan pada lembaran kertas biru muda,sebagai perwakilan selaksa rasa yg menari di hatiku dan sejak saat itu,sejak aku menemukan wallet biru itu,aku mulai menyukai warna biru,padahal warna favoritku adalah hitam dan abu abu. Tapi entahlah...

{}Musafir Temukan Cinta{}

Temaram lentera kuning
Pecahkan rajutan mimpi panjang
Selaksa bias itu... Muncul sesakkan jiwa

Malampun bergelayut lambat
Kerna cinta tampakkan rona kebodohan
Musafir itu lanjutkan perjalanan
Dan ia pun tertubruk pelan
pelan yg hantarkan kenikmatan

Dan katanya...
Juga kan hadirkan kenistaan
Benarkah musafir itu kini temukan cinta...?!

Dan sangsi pun terbit
Di balik pegunungan nan jauh di ufuk sana
Di tengah gulita bintang
hanya musafir temukan sara...
Ia tak sadar..
Kerna telah tertidur lelap
Dalam buai bius bius cinta
Tanpa sempat tanya hatinya

{}15 Juni 2008
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

cuti musim panas masih berlangsung.tapi SMA Mabashi selalu punya program tahunan untuk mengadakan pesta Yukata setiap tahun di tengah tengah cuti musim panas.
Pesta Yukata di adakan di taman sekolah untuk menyambut musim panas.
Semua siswa dan cikgu wajib hadir dengan mengenakan Yukata(kimono musim panas)

2 hari lalu,ke-3 temanku datang dan menyarankanku untuk melakukan sesuatu yg mengejutkan.mereka tau perasaanku pada Rizuki.ternyata kedatangan mereka berhasil menghangatkan cinta yg masih berselaput embun.

Tepat di 17thn keberadaanku di hamparan alam yg begitu indah,aku pun membulatkan tekad...

Siang itu,ketika pesta tengah berlangsung,tepat di tengah lapangan,tepat dimana kutemukan wallet biru itu dan tepat saat Rizuki Haruna chan berada di depanku,aku mengumandangkan rangkaian kata demi kata yg malam tadi telah kususun baik baik.

Gambaran dari seluruh perasaanku selama ini...

Hening!.semua tatapan hanya tertuju padaku dan Rizuki.Erika Toda berlari,menyeruak kerumunan yg membulat.Aku tak tau,kemanakah maluku saat ini.
Terlebih ketika melihat wajah Rizuki yg kelihatan terkejut dan terguncang.
Walaupun begitu,dia tetap cantik dengan Yukata biru tua bergambar bunga sakura pink dan obi(sabuk) putih yg melilit pinggangnya.

Bodoh,bodoh,bodoh...entah kenapa aku memarahi diriku sendiri.
Mungkin kerna aku baru menyadari bahwa kata kata yg tadi kuucapkan ternyata menjadi tak pantas di ucapkan.

Sesaat kemudian,Rizuki hanya tersenyum,khusus untukku.Aku terperanjat.kemudian dia berbalik dan pergi.
Di ikuti bubarnya teman teman lain yg sebelumnya juga berkumpul menyaksikan aksiku.

Hanya tinggal aku yg tersisa.kemudian,ken,naohiro dan kenichi mendekat.
Mereka menepuk bahuku.

"Sven,are you okay,?

Huh! English Ken buruk sekali.biasanya aku akan tertawa mendengarnya.tapi kali ini aku tak tertawa!

"Langit masih berpihak padamu,shinpai shinaide kudasai..=(jangan cemas)"giliran kenichi menghiburku.

"Kyo wa ii tenki desu ne?=(hari ini cuaca baik,bukan?).Jom jalan jalan!Lupakan yang terjadi"
Naohiro menyambung.

Tidak!mereka tak mengerti hanya aku yg bisa tafsirkan senyum Rizuki.
Menusuk sekali.pedih!semakin gelaplah pandanganku kini.tapi kemudian,sesosok pembawa lentera datang dan menerangi bilik bilik hatiku yg babak belur saat ini.
Pelan kudengar kata katanya yg lembut nan bersahaja.


***bersambung...
He he rasa merepek citenya,entah jadi apa..

Jumat, 03 Desember 2010

Laksana Bintang Utara ! 2 end

"Rin!aku tahu awak masih mencintaiku.please!kembalilah padaku,aku tak akan pernah menyakiti hati awak.Dulu aku terlalu bodoh meninggalkan awak demi mendapatkan Erni.tapi sekarang aku sadar yg aku perlukan adalah awak!"ucap Johan.

Desah nafas Rina semakin berat.pendirianya mulai goyah,pesona Johan begitu memabukkan.dia pandai bermain kata.jika saja ia bersedia kembali pada cinta Johan,lalu bagaimana dengan Tommy?akankah ia sanggup menyakiti hati tulusnya?.

"Aku beri waktu satu minggu.putuskan Tommy!Berterus teranglah padanya,awak masih mencintaiku.jika dia emang mencintai awak dengan tulus,pasti dia akan melepaskan awak dengan rela demi kebahagiaan awak!"
benarkah kata kata yg di ucapkan Johan itu?Relakah Tommy melepasnya demi kebahagianya?

*****

Siang itu Tommy menunggu Rina di gerbang Kampus.mereka berdua mempunyai janji untuk pergi ke toko buku.

"Rin,akhir akhir ini sepertinya awak menjauhiku.Ada apa dengan awak?"
tegus Tommy sore itu.

Rina hanya tersenyum tipis,ia tak ingin Tommy curiga akan perubahan sikapnya.

"itu hanya perasaan awak saja,Tom,"balas Rina.

Tommy menatapnya tajam membuat Rina merasa kalut.Tommy meraih tangan Rina dalam genggamannya.di gandengnya gadis itu menuju keretanya yg terparkir di seberang jalan.tapi tiba tiba saja Rina teringat ada bukunya yg tertinggal di kampus.setelah minta izin Tommy,gadis itu kemudian berjalan laju,pikiran Tommy bergejolak,dia tahu Rina menyembunyikan sesuatu darinya,entah apa.

Tak berapa lama kemudian,Rina terlihat keluar dari Kampus dan dengan langkah lajunya berjalan menuju Tommy dan tak menyadari sebuah kereta bergerak laju ke arahnya.Tommy cepat tanggap dan berlari mendorong tubuh Rina.

"Awas,Rin!"teriak Tommy.

Sebelum akhirnya terdengar decitan rem dan teriakan Rina meminta tolong.orang orang yg ada di sekitar tempat itu cepat mendekat.samar samar,Rina melihat tubuh Tommy berlumuran darah sebelum akhirnya hanya gelap yg menutup matanya.

*****

Rina membuka matanya saat sebuah sinar menyilaukan menerpa.Di pandangnya sekitar ruangan yg serba putih.sesaat kemudian,ia menyadari apa yg baru saja terjadi.

"berbaring arr kalau awak masih pusing!"
suara mama yg pertama di dengarnya.

"Tommy..ma?"suara Rina terbata bata.

Mama menatap sayu kearah Rina.perlahan mama berterus terang,Tommy mengalami koma dan sekarang masih di rawat di ruang ICU kerna kepalanya mengalami gegar otak.Rina berusaha menahan tangis yg siap pecah.tapi sia sia,air mata itu seakan berdesakan ingin keluar dari sudut matanya.Tommy mempertaruhkan nyawanya demi menolong dirinya.Cinta Tommy padanya emang tak pantas untuk di ragukan.

*****

Rina menghentikan langkahnya tepat di pagar halaman rumahnya,ketika melihat Johan datang dengan senyuman.lelaki itu tak tahu musibah apa yg terjadi padanya tiga hari yg lalu.

"Bagaimana?awak sudah bicara dengan Tommy?"
johan mencari tahu.

Rina menunduk.kemudian perlahan dia menggeleng.Dengah lirih,Rina berterus terang,dia tak akan meninggalkan Tommy kerna ia sadar Tommy adalah orang yg di cintainya.

"Tapi,Rin?Aku sudah memutuskan Erni demi kembali padamu."

"Aku tak pernah meminta pada awak untuk meninggalkan Erni."

"Bagaimana mungkin awak lebih memilih Tommy?"

"kerna aku sadar ternyata aku mencintai Tommy dan tak pernah ingin kehilangan dia.ingatkah?awak dulu meninggalkanku demi mendapatkan Erni.
Sekarang,awak meninggalkan Erni untuk meraihku kembali.bukan tak mungkin,awak pun kelak akan meninggalkanku untuk gadis lain yg mungkin lebih segalanya dariku.awak tak bisa hinggap pada satu hati,Johan.Belajar arr akan arti sebuah cinta sejati!"Rina mencoba menguraikan alasannya.

Tanpa bicara sepatah katapun,Johan meninggalkan Rina yg masih terpaku di tempatnya berdiri.Andai saja dia lebih memilih untuk kembali pada Johan,kelak pasti hatinya akan semakin terluka seperti dulu.kerna Johan bukanlah tipe lelaki yg bisa di percaya.

*****

Rina menunggu Tommy di ruang ICU.lelaki itu masih belum sadar juga.Di genggamnya tangan Tommy dengan segenap rasa Cinta yg ada.setelah kecelakaan yg menimpa mereka berdua tiga hari yg lalu.Rina baru tersadar,cinta Tommy padanya begitu tulus.Bahkan Tommy mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkannya.ia tak akan mampu kehilangan lelaki itu walau semenit.

"Ya,,Tuhan!sembuhkan bintangku,sembuhkan cintaku"
do'a Rina dalam hati.

"Tom,andai awak bisa mendengar saat ini aku ingin awak tahu.aku akan selalu menjadi bintang utara untuk awak,yg tak pernah bergeser atau berpindah tempat.Aku akan selalu memberikan hatiku untuk awak.jika awak sembuh nanti,tataplah angkasa dan awak akan tahu ada aku yg selalu mencintaimu,"
bisik Rina di telinga Tommy.tanganya semakin erat menggenggam jemari Tommy yg terasa begitu dingin.

Tiba tiba Rina merasakan jemari Tommy bergerak,perlahan lahan mata Tommy membuka.Tommy sudah sadar.
Rina tak menyangka secepat itu keajaiban datang.
Terimakasih Tuhan!!

*****tamat***
waktunya merehatkan minda,ekekeke

tugas kuliah belum siap lagi,1 minggu lg di kumpul.
Tolong di mana cari bahanya..:-(

Laksana Bintang Utara ! 1

Aku punya cerita untuk awak tentang Yulius Caesar,kaisar yg terkenal itu.Di mana mana dia hadir dalam setiap peperangan.semboyanya yg terkenal adalah:saya datang,saya lihat,dan saya kalahkan.
Dekat akhir hayatnya,dia menghadapi komplotan orang yg akan membunuhnya.Dengan jiwa besar,tegar dan lantang,ketika komplotan tersebut mendesak dan memaksanya untuk mengubah keputusanya,dia menjawab,

"saya sekali kali tak akan mengubah apa yg telah saya putuskan!Di cakrawala bertabur bintang yg tak terhitung jumlahnya.Dan masing masing memancarkan cahaya yg gemerlapan.tapi semuanya bergerak,bergeser,berpindah tempat kecuali satu.Dan yg satu itu adalah saya sendiri!"

selanjutnya,dia mengatakan,dirinya adalah semacam bintang utara yg tak pernah bergeser dari tempatnya.
"But,i am constant as the northern star,"kata Yulius Caesar lantang.
Walaupun dia tahu,dengan pendirianya itu dia akan mati.

Rina menatap Tommy tak berkedip,dia terkesima dengan kata kata yg terlontar dari bibir Tommy.ternyata,lelaki itu pandai berfilsafat.

"awak tahu maksudku menceritakan kisah ini pada awak?itu adalah kiasan hatiku saat ini!"
ujar Tommy dengan senyum tipis.

"kiasan hati awak?"
Rina menggeleng tak faham.

"ya,i am the northern star.seperti cintaku pada awak,cintaku tak akan pernah bergeser atau berpindah tempat.Aku hanya mencintaimu dan hanya kamu yg ada di hatiku."
kata kata yg mengalir manis dari bibir Tommy membuat Rina tersenyum tipis.

"Tom,jangan pernah berikrar seperti itu.Cinta tak akan selamanya hidup dalam hati kita.Cinta itu bisa mati,hari ini awak cakap hanya mencintaiku.Tapi mungkin besok,lusa,atau entah kapan cinta itu bisa pudar dan berpindah ke hati yg lain!"
balas Rina membuat Tommy tertawa.

"Lelaki lain mungkin bisa seperti itu,tapi yg pasti,aku tak termasuk di dalamnya"
kata Tommy menyakinkan.

Membuat Rina terkejut,dia tahu Tommy emang tipe seorang kekasih yg setia.
Tapi,tahukah Tommy dirinya tipe wanita seperti apa?

Segala hal yg berkaitan dengan Tommy membuat pikiran Rina jadi keliru.Bagai benang kusut yg sukar untuk diurai kembali.
Dia emang beruntung mendapatkan cinta Tommy.Bersama Tommy selalu membuat hatinya merasakan damai.tapi,kedamaian itu kini terusik dengan kehadiran Johan.Ya,,Johan sosok cinta pertamanya dua tahun lalu.Johan adalah sosok masa lalunya saat masih duduk di bangku sekolah SMA.
Kini,tiba tiba saja Johan kembali datang padanya.

Mereka bertemu secara tak sengaja seminggu lalu di RM Cemara Dua,tempat favorit mereka berdua saat masih bersama.
Setelah pertemuan siang itu,malam harinya Johan menelepon dan memberikan pertanyaan yg sama sekali tidak Rina duga sebelumnya.

"Rin,masihkah ingat padaku?pernahkah awak berharap untuk kembali bertemu denganku?"
Rina tertegun.dia sama sekali tak tahu harus menjawab apa.

"Aku tahu awak tak akan menjawab pertanyaanku sekarang.Bisakah kita bertemu lagi,Rin?Di tempat biasa.Aku tunggu besok jam 05.00 sore!"klik!
Johan mematikan telepon tanpa memberi kesempatan pada Rina untuk sekedar mengatakan,ya.

*****

"Aku sudah bersama seseorang,"gumam Rina lirih saat mereka bertemu sore itu.

Banyak perubahan pada sosok Johan setelah sekian lama mereka tak bertemu.lelaki itu terlihat sedikit lebih dewasa dan matang,namun entah bagaimana dengan sikapnya.Dia pernah mengukir luka di hati Rina dan memahatnya dengan pengkhianatannya dua tahun yang lalu,dan Johan mencoba mencari tahu masihkah ada kata maaf untuknya.Rina mengangkat kepalanya yg semula tertunduk.di tatapnya Johan dengan sorot mata yg tajam.

"Tuhan saja masih memberikan ma'af pada umat-Nya yg banyak dosa bila sungguh sungguh bertobat.tentu saja aku punya seribu ma'af untukmu!"
mendengar kata kata Rina yg terdengar tulus,Johan bagaikan di siram air telaga yg begitu menyejukkan.

"aku emang tak salah pernah mencintaimu.Bahkan,kini aku jatuh cinta padamu untuk yg kedua kali."

"phuih!"Rina mencibik dalam hati.Ternyata,Johan masih seperti dulu,menarik hati wanita dengan seribu rayuan mautnya yg melambungkan angan.tapi,jujur saja hal itulah yg membuat Rina terjebak dalam cinta Johan.

"Awak masih bersama Erni?"
pertanyaan Rina yg di luar dugaan mampu membuat wajah Alim memerah.

Dulu,kerna Erni dia sanggup Meninggalkan Rina dan mengukir luka di hatinya.pada pertemuan kali ini,Johan ingin menyakinkan Rina,dia bersedia meninggalkan cinta Erni untuk bisa kembali pada Rina.

"katakan sekali saja awak masih mencintaiku.Hari ini juga aku akan putuskan Erni,"
pinta Johan penuh harap.

Benarkah apa yg di ucapkan Johan?sebegitu mudahnya dia akan meninggalkan Erni jika dirinya bersedia kembali pada cinta Johan.Rina hanya tertegun.Johan menyentuh tanganya perlahan.Rina hanya menatapnya dalam,Johan tahu ada kegundahan di hati wanita itu.

Rina menghela nafas perlahan.sungguh tak mudah menghadapi hal ini.Dia perlu waktu untuk menjawabnya.
Rina tak ingin menyakiti perasaan Tommy.Dia lelaki yg baik.

"Apakah cintanya melebihi cintaku?gumam Rina dalam hati.



~~~bersambung...t_t

Kamis, 02 Desember 2010

Kuncup yang Bersemi

Entah,kerna apa tiba tiba aku ingin kembali mengenang masa laluku di tempat ini.
Di pantai Parang Tritis ini aku sering berjumpa dan di sini juga aku berpisah.

Aku masih ingat di mana saat saat terakhir aku bersamanya.
Pada waktu itu Rena marah marah padaku dengan kesalahan yang tak pernah kubuat.
Padahal sebenarnya Elli itu dengan sengaja berniat menghancurkan hubunganku,tapi Rena tak percaya dia lebih memilih sahabatnya daripada aku.

Aku marah kerna Rena tak menghargai kejujuranku.

"Rena,jika awak masih sayang aku,kita bisa bersatu lagi,tapi tanpa Elli sebagai sahabat awak"ujarku.

Akhirnya kami putuskan untuk ambil jalan sendiri sendiri.
Dalam kesendirianku ternyata benar Elli sering menemuiku,dia menawarkan diri ingin mengisi kekosongan hatiku.
Tapi dengan tegas aku menolaknya.

"Ma'af El aku tak bisa melupakan Rena secepat itu"ujarku.

Tapi dari penolakan aku,Elly sering mengikuti kemana saja aku pergi.
Aku hanya bisa berharap semoga Rena tahu yang sebenarnya.

Hari berganti bulan,bulan berganti tahun,tapi yang kutunggu tak membawa hasil.
Mungkin Elli benar kalau Rena tak pernah mencintaiku.

Tiba tiba aku melihat seorang gadis yang duduk termenung di atas batu.

"Rena"
sapaku ragu ragu

diapun tersadar dari lamunanya.

"Gun,"
ujarnya bersuara memanggil namaku

"kenapa awak disini"
ujarku basa basi

"entah kenapa aku rindu tempat ini"
ucap Rena Lirih

"awak rindu tempatnya saja kan dan tak pernah merindukan aku"
ucapku menggoda

"Gun,aku sangat merasa berdosa pada awak,ma'afkan aku,"
ucap Rena tanpa berani menatapku.

Lalu kuangkat dagunya,kulihat ada butiran butiran kristal yang jatuh dari matanya.

"Rena tataplah aku,adakah kebohongan di sana"
ujarku penuh kepastian.

Dia lalu menangis dalam pelukanku.

"ternyata awak benar Gun,"isaknya.

"syuuh berhentilah menangis,aku sangat bersyukur awak sudah tahu kebenaranya"ucapku menyapukan air matanya.

"Gun,aku tak menyangka Elly sanggup buat hubungan kita hancur,Elly sudah aku anggab seperti saudaraku sendiri,tapi dia sanggup fitnah awak,kalau awak tak pernah mencintaiku dan hanya mempermainkan aku,,secepat itu juga aku percaya,aku emang bodoh Gun"ucap Rena penuh penyesalan..

"Rena,yang lalu biarlah berlalu,tak payah lagi di kenang,itu akan membuat perasaan kita sakit"ujarku.

"Gun,masih adakah peluang kedua untukku?menebus semua kesalahanku"ucap Rena dengan penuh pengharapan.

Aku menghembuskan nafas.

"Rena,sepertinya aku tak bisa.."
belum habis aku bicara Rena sudah memotong ucapanku

"cukup Gun,tak perlu awak teruskan,aku sudah faham dengan jawaban awak,aku emang tak pantas buat awak,aku bukan orang yg bisa mengobati luka awak,terima kasih awak pernah membuat hari hariku bermakna"ucap Rena dengan air mata yang mengalir semakin deras.

Setelah itu Rena berlalu dari hadapanku.
Belum sempat Rena menjauh dari penglihatanku.aku berteriak.

"Rena,sebenarnya aku tak bisa menolak awak"

Rena langsung menghentikan langkahnya dan berpaling memandangku.Dia berdiri kaku.
Aku menghampiri Rena dan menggenggam tanganya.

"sumpah mati aku tak kelain hati dan sampai mati aku tak pernah kelain hati"ujarku sambil menatap matanya seolah olah langsung menusuk jantungnya.

"Apa benar semua ini Gun"tanya Rena masih ragu.

Aku menganggukkan kepala.Aku tak perlu menjawab pertanyaan dia,dia cukup mengerti dengan anggukan kepalaku.

Rena langsung memelukku.

"Terima kasih Tuhan,Kau telah mengembalikan pujaan hatiku kepangkuanku,"ucap Rena..

**tamat**

ekekekeke cite ringan saja,.he